Mohon tunggu...
Dea Afrylianti
Dea Afrylianti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hoby:memasak

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mungkinkah Agama Menjadi Dasar Sistem Ekonomi Dalam Ilmu Pengetahuan?

21 September 2022   09:19 Diperbarui: 21 September 2022   09:24 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Mungkin,bahkan sangat mungkin, karena sistem ekonomi Islam berpedoman pada Al-Qur'an.kandungan Al-Qur'an yang diturunkan kepada umat manusia sangatlah banyak.semua bidang seperti ekonomi erat kaitannya dengan hakikat nilai dalam Al-Qur'an.

ilmu dan nilai-nilai keilmuan dalam ilmu ekonomi sangat erat kaitannya dengan hakikat nilai-nilai dalam Al-Qur'an dan ilmu pengetahuan nilai adalah penilaian tentang watak atau perilaku manusia yang memberikan ajaran tentang aqidah etika dan moral.

Tahun ini, Indonesia menjadi tuan rumah presidensi G20.serangkaian acara digelar dalam tema besar "recover together,recover stronger".hampir seluruh dunia tengah memulihkan ekonomi nya setelah dihantam pandemi covid 19.

Pembahasan ekonomi digital salah satu yang menjadi perhatian pemerintah sebab pasar digital begitu besar.kini pemerintah sedang serius merancang dan membangun infrastruktur digital,serta mengupayakan digitalisasi di berbagai sektor,seperti infrastuktur cyber optic yang terbentang dari timur ke barat, pembuatan prototipe timur ke barat pembuatan prototipe low earth satelite pengembangan data center;serta digitalisasi sektor industri, kesehatan, pendidikan,dll.

Namun demikian, banyak kalangan menyangsikan keberhasilan pembangunan infrastruktur digital menyasar kebutuhan publik. Telah jamak diketahui bahwa pembangunan infrastruktur membutuhkan modal besar, sedangkan modal didapat dari para investor swasta dalam maupun luar negeri. 

 

pembangunan infrastruktur diprediksi tidak akan sesuai kebutuhan publik, melainkan mengikuti kebutuhan investor. Jadilah pembangunan infrastruktur termasuk digital bertumpuk pada sentra ekonomi, sedangkan pedesaan tidak. 

Selain itu, pemain ekonomi digital di tanah air kebanyakan asing. Sebut saja pasar gim daring, sebanyak 99,5% pendapatan industri gim daring pergi ke luar negeri. Hampir seluruh pengguna lebih menyukai gim impor ketimbang gim lokal. Ini menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara pasar gim daring terbesar.

Selain itu, banyak dari startup lokal ternyata juga dapat suntikan besar dari asing. Lagi-lagi, keuntungan besar digondol asing. Fenomena ini, yaitu startup disokong asing, akan terus terjadi selama pemerintah tidak mendukung pihak lokal. Startup yang terkenal dengan metode "bakar uang"-nya jelas membutuhkan dana besar untuk bertahan dan berkembang.

Namun, jangankan membantu startup, keuangan negara selalu defisit. Selama ini, yang menyuntik dana startup adalah perusahaan modal Ventura sehingga lagi-lagi kepemilikan swasta asing terlibat di sana. Ujung-ujungnya yang menikmati adalah pengusaha bermodal besar yang notabenenya banyak dimiliki orang asing. 

Oleh sebab itu, sulit mengharapkan ekonomi digital bisa menyumbang devisa besar bagi negara karena penyokong terbesar perusahaan digital adalah swasta. Inilah aturan main sistem ekonomi kapitalisme yang menjadikan akumulasi modal sebagai satu-satunya cara untuk bertumbuh. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun