Sosiologi sastra adalah studi tentang hubungan antara sastra dan masyarakat serta bagaimana karya sastra dapat mempengaruhi dan tercermin dalam konteks sosial, budaya, dan sejarah. Sosiologi sastra merupakan analisis tentang bagaimana karya sastra mencerminkan nilai, norma, dan dinamika dalam masyarakat.Â
Sosiologi sastra sangat erat dengan kehidupan manusia, salah satu teori sosiologi sastra adalah teori dari Burhan Nurgiyantoro yang menjelaskan bahwa nilai moral terbagi menjadi kedalam tiga bagian, di antaranya: Nilai moral manusia yang berhubungan dengan manusia, nilai moral manusia yang berhubungan dengan alam dan nilai moral manusia yang berhubungan dengan Tuhan.Â
Dengan menggunakan teori nilai moral ini, penikmat sastra dapat menganalisis berbagai macam objek kajian, salah satunya adalah film. Film merupakan medium visual yang digunakan untuk menyampaikan cerita, gagasan, atau pesan kepada penonton melalui kombinasi gambar bergerak, suara, dan narasi, sinematografi, penyuntingan, dan efek suara untuk menciptakan pengalaman audiovisual yang menarik.Â
Film "Dua Wajah Arjuna" yang saat ini sedang tayang di platform wetv Indonesia, merupakan salah satu film serial yang mengangkat cerita tentang Arjuna yang memiliki wajah yang buruk rupa, seringkali di bully oleh teman-temannya. Namun, saat Ia bertemu dengan seorang Kakek Robert dan diberikan sprai ajaib, muka Arjuna berubah menjadi tampan rupawan. Sejak itu, Arjuna seringkali mendapat pujian dari teman-temannya. Film ini sangat diminati oleh remaja masa kini, karena mengangatkan cerita yang sederhana dan banyak mengandung nilai-nilai moral didalamnya.Â
Contoh nilai moral manusia yang berhubungan dengan manusia, dalam film ialah nilai moral yang memiliki rasa empati, simpati, bertanggung jawab, dan lainnya. Dalam serial ini sangat tercerminkan nilai moral manusia yang berhubungan dengan manusia, contohnya: pada saat Arjuna di bully oleh teman-temannya, kedua sahabat Arjuna, Caramel dan Azhar selalu membelanya.Â
Dengan demikian, penulis berharap dengan adanya film atau karya-karya sastra yang baru dapat menumbuhkan minat baca dan dapat menerapkan pesan-pesan baik yang terkandung di dalam karya sastra tersebut.Â
- Dea AdeliaÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H