Ketika surya mengetuk pagi kala itu
hampa mana yang bisa menenangkan duka
Laskar jinggamu melukiskan itu semua
Kamu tau senyum yang indah itu kini berdebu
Orang tua yang pernah melihat kita tersenyum bersama sudah menutup peti matinya
Kini kursi itu menjadi kosong , rapuh.
Lalu, apalagi yang perlu kita tanyakan kepada sang surya, Jika sunyi dan sepi merajai tempat itu?
Sebenarnya,
Inginku kubiarkan cerita ini pergi bersama purnama gulita, dan kembali bersahabat dengan sang surya.
Tapi, duka ini menahanku.
Membiarkan ku jatuh, lebih dalam dan hilang.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!