Mohon tunggu...
Chinintya Widia Astari
Chinintya Widia Astari Mohon Tunggu... Penulis - Pecandu Insight

Seorang pembaca dan penulis ulung

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Review Film Danur: I Can See Ghosts

16 April 2017   01:04 Diperbarui: 20 April 2017   09:39 7250
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Novel berjudul Gerbang Dialog Danur yang diangkat ke layar lebar dan diperankan oleh Prilly Latuconsina ini berhasil menyedot banyak perhatian. Sampai detik ini film Danur tercatat sudah di  tonton lebih dari 2.300.000 penonton. Banyak spekulasi yang bermunculan mengapa film Danur begitu ramai di bicarakan. Mulai dari film ini merupakan cerita asli dari Risa Saraswati dan kelima sahabatnya Peter, Hendrick, Hans, William dan Jhansen hingga sosok Prilly Latuconsina yang disebut-sebut membuat film Danur semakin banyak diminati. 

Saya sebagai salah satu penikmat film horror merasa senang karena film Danur memberikan kesan berbeda dibandingkan film horror Indonesia lainnya, syarat akan pornografi. Walau ada beberapa film horror Indonesia yang disuguhkan tanpa membawa kesan porno, namun entah mengapa Danur bagaikan gerbang utama bagi perfilman horror di Indonesia. Karena saya adalah salah satu pembaca buku-buku Risa Saraswati maka saya memutuskan untuk menonton film Danur yang hits ini, dengan membawa segudang ekspektasi.

Danur dalam film menceritakan Risa dengan kehidupanya sebagai anak indigo.  Sendirian karena ditinggal kedua orangtuanya bekerja, lalu berteman dengan tiga hantu Belanda, akhirnya ia menyadari mereka bukan manusia, Risa beranjak dewasa, ia diminta menjaga neneknya yang sakit dan Riri adiknya, Riri diasuh oleh Asih yang tidak lain adalah hantu dan cerita berakhir bahagia. Lebih jelasnya silahkan saksikan film garapan Alwi Suryadi ini. 

Walau sejak awal Risa sudah menyampaikan bahwa film Danur akan berbeda dengan novelnya "film danur ini kayak kelanjutan cerita dari buku" namun saya merasa begitu banyak perbedaan. Biasanya novel yang diangkat di film memiliki perbedaan hanya pada cerita di novel yang di potong sedemikian rupa agar dapat dinikmati dalam durasi 2 jam. Namun pada film Danur, terdapat beberapa cerita yang aneh bagi saya, pembaca buku Danur. Perbedaan yang ada membuat ekspektasi saya tidak terpenuhi. 

Kelebihan dari film ini jelas tidak menampilkan adegan senonoh, sehingga tidak masalah ditonton oleh anak-anak. Prilly yang memerankan Risa juga menampilkan aktingnya dengan sangat baik, belum lagi Shaarefa Daanish yang sempat membuat jantung berbebar-debar. Kenyataan bahwa film ini merupakan cerita asli, membuat film semakin menarik untuk ditonton. Bagi saya film ini memiliki beberapa kekurangan, mungkin kekurangan ini saya temukan karena saya sudah terlebih dahulu membaca novel Gerbang Dialog Danur. 

Sosok Peter dan kawan-kawan hanya sedikit ditampilkan dalam film. Mereka hanya diceritakan muncul dan menjadi teman dekat Risa, lalu menghilang dan dalam satu adegan Risa terlihat memanggil teman-teman kecilnya dengan menyanyikan lagu boneka abdi, Risa terlihat menangis meminta tolong dan berkata bahwa Risa merindukan ketiga sahabatnya. Mengapa Risa begitu mendambakan kehadiran sahabatnya tidak terlihat jelas. Hanya untuk membantu Risa menemukan Riri? Sepertinya ada alasan yang jauh lebih mendalam dan tidak tergambarkan dalam film.

Ketika menonton film Danur, penonton mungkin menunggu adegan mengejutkan karena cukup lama sehingga sosok Asih muncul. Saya senang karena pada awal film didominasi oleh ketiga sahabatnya. Namun karakter atau pengaruh ketiga sahabatnya dalam kehidupan Risa tidak di gambarkan dengan jelas dan mendalam. Sehingga bagi saya awal film ketika Risa bersama ketiga sahabatnya terasa sia-sia. Mungkin akan lebih baik ketika hubungan mereka digambarkan begitu dekat, lalu ketika ketiga sahabatnya pergi meninggalkan dapat tergambarkan bagaimana kerinduan Risa terhadap ketiga sahabatnya, sehingga ketika ketiga sahabatnya datang dan menolong Risa penonton dapat dengan jelas merasakan kebahagiaan dan rasa haru yang Risa rasakan.

Walaupun perbedaan antara buku dan film begitu jauh namun bagi saya film ini 8/10. Tidak dapat saya pungkiri kenyataan bahwa Risa yang merupakan tokoh asli, bukan sosok yang dibuat tetap menjadikan film Danur menjadi terasa istimewa. Mungkin faktor saya pembaca buku-buku Risa dan mengetahui lebih mendalam cerita dirinya bersama teman-teman tak terlihatnya. Selain itu, tetap film Danur menjadi film horror Indonesia terbaik yang pernah saya tonton.

Semoga film Danur mengubah perfilman horror di Indonesia menjadi lebih baik. 

"Aku bisa melihat mereka yang kalian sebut, hantu"

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun