Mohon tunggu...
Chinintya Widia Astari
Chinintya Widia Astari Mohon Tunggu... Penulis - Pecandu Insight

Seorang pembaca dan penulis ulung

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Sang Pembuat Konten atau yang Menonton yang Harus Memilah?

4 Oktober 2016   16:25 Diperbarui: 4 Oktober 2016   16:51 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Youtube adalah salah satu web berbagi video yang dibuat pada tahun 2005. Orang yang aktif membuat konten untuk Youtube disebut sebagai Youtuber. Beberapa Youtubers Indonesia yang terkenal adalah Raditya Dika, Skinnyindonesian24, Bayu Skak, Fathia Izati, Agung Hapsah, Arief Muhammad dan youtubers lainnya. Sempat menjadi perbincangan yang hangat ketika salah seorang Youtuber mengunggah video yang menurut sebagian orang tidak pantas untuk di saksikan oleh anak di bawah umur. Beberapa orang berpendapat bahwa seharusnya seorang pencipta konten harus bisa memperhatikan video yang ia buat, apakah patut untuk di tonton atau tidak. Namun, sebagian orang berpendapat, penikmat Youtube-lah yang harus bisa memilah, video mana yang seharusnya mereka lihat atau video mana yang seharusnya tidak mereka lihat.

Lalu, bagaimana dengan anak-anak dibawah umur? Apakah mereka bisa membedakan mana yang seharusnya mereka tonton dan mana yang tidak?

Apakah himbauan 'video ini untuk 18++, bagi anda yang masih dibawah umur, silahkan tinggalkan video ini' menjadi efektif? Apakah himbauan tersebut membuat anak-anak dibawah umur sesegera mungkin meninggalkan video tersebut, atau malah berbalik semakin ingin tahu, dan menonton hingga habis?

"Orangtua seharusnya menghimbau" Sebagai salah satu argumen yang dikeluarkan bagi mereka yang setuju bahwa penontonlah yang harus memilah, dirasa kurang tepat. Anak-anak dapat mengakses internet, membuka youtube dan website lainnya dengan sangat mudah dan dimana saja. Orangtua mungkin dapat menghimbau dengan memberikan nasihat, dengan ikut melihat apa yang anak tersebut akses, dan orangtua mungkin juga dapat memberikan batasan-batasan kepada anak mereka. Tetapi apakah orangtua dapat selalu memperhatikan apa yang anaknya lakukan selama 24 jam? Apakah mungkin orangtua terus bisa memantau seluruh aktivitas anaknya?

Video di youtube tentu beragam, dari video yang memberikan insight yang bagus hingga video yang menampilkan sikap yang kurang baik seperti berkata kotor. Yang sangat di kawatirkan adalah penikmat youtube yang masih dibawah umur, yang langsung menelan dan percaya dengan apa yang mereka lihat dan yang bisa jadi mengikuti orang yang menurutnya dapat dijadikan contoh. Yang berbahaya adalah ketika orang yang dianggap role model adalah orang yang kurang tepat.

Lalu bagaimana?

Menurut saya sebagai penikmat youtube, melihat youtube saat ini memiliki banyak peminat baik anak-anak hingga orang dewasa,  ada baiknya jika sang pembuat video ikut menjaga agar konten yang dibuat cocok untuk dinikmati oleh semua orang. Jangan sampai membuat suatu karya yang memiliki peluang untuk memberikan bad influence pada orang yang menonton video tersebut, terutama bagi anak-anak yang belum bisa berpikir dua kali lebih panjang atas apa yang mereka lihat. Lebih baik ada keseimbangan antara orangtua yang harus berusaha semaksimal mungkin memantau anaknya dan para pembuat konten yang juga berusaha semaksimal mungkin memikirkan dampak video yang mereka buat terhadap oranglain.

Bukan bermaksud untuk membatasi kreatifitas seseorang atau meminta oranglain untuk menutupi siapa diri mereka yang sebenarnya. Namun sepertinya tidak ada salahnya memikirkan pihak lain yang secara tidak langsung ikut terlibat dalam video tersebut, yaitu sebagai penikmat dan sebagai orang yang menghargai karya yang telah dibuat. 

Artikel ini hanyalah sebuah pendapat, tidak bermaksud untuk menyudutkan satu pihak. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun