Infertilitas merupakan masalah kesehatan yang cukup umum di Indonesia, di mana diperkirakan satu dari enam pasangan mengalami kesulitan untuk hamil. Infertilitas adalah ketidakmampuan untuk hamil atau memiliki keturunan setelah melakukan hubungan seksual secara teratur selama setidaknya satu tahun. Meskipun infertilitas dapat terjadi pada pria atau wanita, namun sebagian besar kasus infertilitas terjadi pada wanita. Kondisi ini umumnya didiagnosis setelah pasangan mencoba hamil selama beberapa waktu namun belum berhasil.
Infertilitas dapat diobati dengan berbagai cara tergantung pada penyebabnya. Pengobatan dapat meliputi obat-obatan untuk meningkatkan produksi sperma atau ovulasi, prosedur medis seperti HSG atau bedah pada saluran tuba.
Pemeriksaan HSG (Hysterosalpingography) adalah salah satu jenis pemeriksaan diagnostik yang digunakan untuk mengevaluasi kemampuan tuba falopi pada wanita infertil. Pemeriksaan ini umumnya dilakukan pada pasien yang mengalami infertilitas atau kesulitan untuk hamil.
Salah satu faktor yang dapat menyebabkan infertilitas pada wanita adalah kelainan pada tuba falopi, yaitu saluran yang menghubungkan ovarium dan rahim. Kondisi yang paling sering terjadi adalah oklusi atau penyumbatan pada tuba falopi yang dapat menghambat pergerakan sel telur menuju rahim atau sperma menuju sel telur.
Pemeriksaan HSG dilakukan dengan menyuntikkan cairan kontras ke dalam rahim dan saluran tuba falopi. Kemudian, gambaran radiografi diambil untuk mengevaluasi keadaan dan kemampuan tuba falopi. Pemeriksaan ini dilakukan pada hari ke 10-14 dari siklus menstruasi pertama pasien.
Tujuan dari pemeriksaan HSG adalah untuk mengetahui apakah ada kelainan pada tuba falopi yang dapat menghambat kemampuan pasien untuk hamil. Selain itu, pemeriksaan ini juga dapat membantu dokter dalam menentukan jenis perawatan yang tepat untuk pasien.
Pemeriksaan HSG dapat dilakukan di rumah sakit atau klinik dengan peralatan yang sesuai. Prosedur ini umumnya tidak memerlukan anestesi atau bius lokal, namun pasien dapat merasakan sedikit ketidaknyamanan atau sakit selama prosedur.
Prosedur HSG melibatkan injeksi cairan kontras melalui serviks dan kemudian pengambilan gambar sinar-X dari rahim dan saluran tuba. Cairan kontras ini akan mengisi saluran tuba dan memungkinkan dokter untuk melihat adanya obstruksi atau kerusakan pada saluran tuba.
Sebelum prosedur dilakukan, dokter akan memberikan instruksi pada pasien untuk melakukan persiapan tertentu. Pasien harus menjalani tes kehamilan terlebih dahulu untuk memastikan bahwa mereka tidak sedang hamil. Selain itu, dokter juga dapat merekomendasikan penggunaan antibiotik untuk mencegah infeksi.
Selama prosedur, pasien akan diminta untuk berbaring di meja pemeriksaan dan posisi kaki akan diangkat ke atas. Kemudian, dokter akan memasukkan spekulum ke dalam vagina untuk melihat serviks. Cairan kontras akan disuntikkan melalui pipa kecil yang dimasukkan melalui serviks. Setelah cairan kontras diinjeksikan, pasien mungkin akan merasakan sensasi panas atau kram. Selama injeksi dan pengambilan gambar sinar-X, pasien diminta untuk tetap tenang dan tidak bergerak.
Setelah prosedur selesai, pasien mungkin akan merasakan sedikit kram atau nyeri ringan. Beberapa pasien juga dapat mengalami sedikit pendarahan vaginal. Dokter akan memberikan instruksi tambahan pada pasien tentang perawatan dan tindakan apa yang harus diambil jika terjadi masalah.