Mohon tunggu...
De Luz
De Luz Mohon Tunggu... Lainnya - Newbie

Just Do Your Best, Man Jadda Wajada, mental Newbie selalu belajar sampai akhir usia... IG @ratna_street

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Indonesia Tercinta, Mengapa Kau Mengalami "Dutch Disease"

1 Maret 2019   07:30 Diperbarui: 1 Maret 2019   19:29 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Surat tuk Indonesia Tercinta
Orang bilang tanah kita tanah surga. Tongkat kayu dan batu jadi tanaman. .
.
Lirik lagu Koes Plus, hasil interprestasi dari kekayaan Indonesia. Kaya Raya itulah Indonesia, mulai dari segi geologi terletak pada titik pergerakan lempeng tektonik jadi banyak pergunungan yg kaya akan mineral. Dari segi tambang, Nusantara kaya timah, gas alam, nikel, tembaga, bauksit, timah, batu bara, emas, dan perak. Sisi astronomi daerah tropis dgn curah hujan tinggi, banyak tumbuhan yg dpt hidup subur dgn cepat. Tak kalah penting bidang agrikultur, kekayaan tanaman perkebunan, biji coklat, karet, kelapa sawit, cengkeh, tembakau, dan kayu. Dan kekayaan lainnya. .
.
.
Sangat disyangkan, keyataan Indonesia mengalami 'dutch disease' ketidakstabilan ekonomi sosial dgn kekayaan sumber daya alam. Seharusnya dgn SDA kaya raya, ekonomi maju. Permasalahan yg terjadi disebabkan daya saing ekspor lemah; produktifitas Indonesia kalah kompetisi dgn produk luar negeri; kualitas SDM ahli rendah; perusahan yg mengantungkan impor bahan luar negeri. Bank Mandiri tahun 2018, memberikan solusi klasik Pemerintah seharusnya memperbaiki kualitas industri manufaktur, antara lain: mencetak wirausahawan berkualitas, mendorong aktivitas dan investasi R&D. Serta pemberian insentif yg tepat guna. .
.
.
Saran penulis, Cintailah Indonesia. Dengan rasa cintalah kita terdorong untuk tahu, mau, berusaha tuk mampu mengorbankan intelegensi, intergitas, dan moralitas tuk mempotensikan Indonesia. Bukan sebaliknya memanfaatkan peluang demi kepentingan segelintir orang saja, tanpa memikirkan nasib rakyat nya. .
.
.
Renungan with fisherman in Kenjeran Surabaya. I learn patience and humility  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun