Mohon tunggu...
Dewi Nur Jannah
Dewi Nur Jannah Mohon Tunggu... -

State Islamic University Maulana Malik Ibrahim Malang

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Siapa yang Lebih Cerdas?

3 Maret 2016   09:47 Diperbarui: 3 Maret 2016   10:16 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sering kita bertanya pada orang, ataupun kita mendengar pertanyaan dari orang mengenai siapa yang lebih cerdas? Pasti kebanyakan orang akan menjawab bahwa orang yang paling cerdas adalah orang yang memiliki IQ tinggi seperti Albert Eisntein misalnya, atau kalau di Indonesia seperti B.J Habibie. Albert Einstein begitu hebatnya bisa menemukan berbagai teori sains terutama dalam ilmu fisika. Siapa yang tidak mengenal Albert Einstein hari ini? Orang yang tidak mengenal Albert Einstein hari ini mungkin akan dianggap orang yang kudet alias kurang update tentang sains.

Tokoh Indonesia yang tidak kalah cerdasnya adalah B.J Habibie. Siapa yang menyanggah jika B.J Habibie tidak hebat dan cerdas? Semua orang pasti tahu kalau beliau adalah tokoh Indonesia yang sangat berperan penting dalam bidang penerbangan di Indonesia, bahkan di Jerman juga demikian. Kita tahu bahwasannya Jerman adalah negara yang sangat maju dibandingkan dengan Indonesia. Tapi negara semaju Jerman masih membutuhkan Habibie dalam mengembangkan teknologi penerbangan di negaranya.

Apakah kedua tokoh itu sudah dikatakan orang yang paling cerdas? Jawabannya adalah tidak. Dalam islam orang yang paling cerdas bukanlah yang memiliki IQ tinggi atau pun karya-karya hebat yang dikenal dunia. Dalam sebuah hadis dijelaskan bahwa orang yang paling cerdas adalah orang yang senantiasa mengingat mati dan menyiapkan bekal sebaik-baiknya untuk kehidupan akhirat kelak.

Mengapa dalam islam orang yang mengingat mati dan menyiapkan bekal sebaik-baiknya di akhirat dianggap orang yang paling cerdas? Karena sesungguhnya kehidupan di dunia ini hanya sementara. Sehebat apapun kita, sekaya apapun kita, atau secantik apapun kita, kita tidak bisa menjamin kebahagiaan kehidupan kelak di akhirat. Tiga hal yang dapat mengantarkan kita pada kebahagiaan kehidupan akherat kelak yakni amal jariyah, ilmu yang bermanfa'at, dan anak sholeh sholehah yang senantiasa mendoakan kedua orangtuanya.

Demikian sedikit tulisan.yang dapat saya sampaikan. Semoga menginspirasi kita semua :)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun