Mohon tunggu...
Dewi Nur Jannah
Dewi Nur Jannah Mohon Tunggu... -

State Islamic University Maulana Malik Ibrahim Malang

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Jomblo yang Berkwalitas

15 Februari 2016   09:44 Diperbarui: 15 Februari 2016   10:02 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sahabat-sahabtku, sering kita mendengar bahwa jomblo itu adalah sebuah nasib. Bahkan ada yang mengatakan nasib yang sungguh miris. Ada yang bilang ga laku lah, ga kece lah, ga gaul lah, kurang pergaulan lah, ga kekinian lah, ga hits lah, dan masih banyak lagi anggapan-anggapan orang mengenai jomblo alias belum punya pasangan.

Tapi menurutku jomblo bukanlah suatu nasib, melainkan sebuah prinsip. Jomblo bukan berarti ga laku ya guys. Tapi jomblo merupakan sebuah jalan yang ingin ditempuh seseorang untuk menjaga dirinya dari hal-hal yang tidak diinginkan akibat adanya sebuah hubungan “pacaran”. Allah pun melarang hamba-Nya untuk berbuat yang demikian itu. Ya maksudnya “pacaran”. Hehehe…

Dalam surat Al-Isra’ ayat 32  disebutkan:

Artinya: “Dan janganlah kamu mendekati zina; (zina) itu sungguh suatu perbuatan keji, dan suatu jalan yang buruk”.

Nah dari ayat inilah mengapa “pacaran” itu dilarang. Zina yang dimaksud itu bukan hanya zina secara biologis (hubungan intim) saja, ada juga zina-zina yang lain seperti zina mata, zina hati, zina tangan, dan lain-lain.

Apakah jomblo bisa membuat eksistensi kita menurun?

Jawabannya adalah sangat tidak. Mengapa demikian? Karena jomblo bukanlah sebagai tolak ukur seseorang dalam menggapai eksistensinya. Justru di saat kita masih menyandang status jomblo, kita bisa menyiapkan hal-hal positif  yang akan menambah kwalitas kita tentunya J. Kita bebas dari siapa pun, bebas berteman dengan siapa pun, menambah relasi dengan siapa pun, dan bahkan kita mau pergi ke mana pun bebas. Pastinya jangan lupa izin ke orang tua ya?

Jomblo bukan berarti membuat kita menjadi orang yang pesimis. Jomblo harus membuat kita lebih optimis dan lebih percaya diri. Kita harus percaya bahwa Allah sedang menyiapkan pasangan terbaik untuk kita kelak. Pasangan kita kelak adalah cerminan dari apa yang kita perbuat saat ini. Ya pada intinya kita memanen apa yang telah kita tanam sebelumnya.

Dalam surat An-Nur ayat 26 disebutkan:

Artinya: “Perempuan-perempuan yang keji untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji untuk perempuan-perempuan yang keji (pula), sedangkan perempuan-perempuan yang baik untuk laki-laki yang baik, dan laki-laki yang baik untuk perempuan-perempuan yang baik (pula). Mereka itu bersih dari apa yang dituduhkan orang. Mereka memperoleh ampunan dan rezeki yang mulia (surga)”.

Sudah jelas kan bagaimana janji Allah terhadap hamba-Nya yang senantiasa menjaga diri? insyaAllaah jika kita orang yang baik-baik, kita akan mendapatkan yang baik pula. Aamiin…

            Di luar sana masih banyak sekali saudara-saudara kita, teman kita, bahkan sahabat kita sendiri pun yang masih sangat bergantung pada sebuah ikatan “pacaran”. Ada yang beranggapan bahwa dengan “pacaran” mereka akan bertambah semangat menjalankan segala aktivitas seperti belajar, bekerja, menyelesaikan tugas akhir mungkin, dan masih banyak lagi. Selain untuk menambah semangat dalam menjalankan aktivitas, mereka juga menganggap bahwa dengan “pacaran” mereka akan menemukan pasangan yang pas untuk dijadikan pendamping hidup kelak samapai akhir hayat. Padahal islam sudah mengatur bagaimana seseorang bisa menemukan pasangannya tanpa harus menggunakan embel-embel “pacaran” yaitu dengan jalan ta’aruf. Sebagian orang beranggapan jika hanya dengan ta’aruf bagaimana kita bisa mengetahui kesehariannya (re:calon), mana mungkin hanya dalam waktu sekejap bisa langsung cocok, dan lain-lain. Inilah yang menjadi PR besar bagi kita semua untuk senantiasa yakin bahwa yang namanya cinta itu datangnya dari hati. Hati adalah pemberian Allah SWT. Untuk mendatangkan cinta mari kita rayu sang pembuatnya untuk mendatangkan cinta yang benar-benar hakiki, cinta yang diridloi, cinta yang benar-benar tulus dari hati. Bagaimana caranya? Caranya dengan kita berdo’a dalam setiap sholat kita, dalam setiap sujud kita, dan dalam setiap langkah kita. InsyaAllaah segalanya akan dimudahkan oleh Allah SWT. Cintai seseorang karena Allah dan berpisah karena Allah juga.

Bagaimana pun kita adalah manusia biasa yang tidak punya daya upaya melainkan dari Allah SWT. Jangan bosan-bosan untuk senantiasa bermunajat kepada-Nya agar diberi keistiqomahan dalam menjalankan hal-hal yang positif.

Sebagai makhluk sosial yang memiliki keanekaragaman prinsip, kita juga harus menghargai prinsip hidup orang lain yang mungkin berbeda dengan kita. Jangan main tuduh sana sini, jangan main hina sana sini. Prinsip yang kita anggap baik, belum tentu orang lain menganggap itu baik J. Walaupun demikian, jangan pernah bosan juga untuk mengajak teman-teman kita pada kebaikan. Agar kita bisa berteman hingga ke jannah-Nya kelak. Aamiin…

Ini prinsipku, mana prinsipmu? :D

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun