Mohon tunggu...
Didik Budijanto
Didik Budijanto Mohon Tunggu... -

saat ini bekerja di Pusat Data dan Informasi Kesehatan. sebelumnya sebagai Peneliti kesehatan di Badan Litbang kesehatan.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Sudah Pedulikah Kita pada Lansia?

30 Mei 2014   12:43 Diperbarui: 4 April 2017   18:11 1106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Memperingati Hari Lanjut Usia Nasional: 29 Mei 2014.

SUDAH PEDULIKAH KITA PADA KOMUNITAS LANJUT USIA ??

Kemarin, 29 Mei 2014 diperingati Hari Lanjut Usia Nasional.Salah satu hari penting untuk mewujudkan kepedulian dan penghargaan terhadap orang lanjut usia. Hari Lanjut Usia Nasional dicanangkan secara resmi oleh Presiden Soeharto di Semarang pada 29 Mei1996 untuk menghormati jasa Dr KRT Radjiman Wediodiningrat yang di usia lanjutnya memimpin sidang pertama Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).

Menurut Undang-Undang No. 13 tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lansia, Lansia adalah orang yang telah berusia 60 tahun ke atas. Sebagai wujud dari penghargaan terhadap orang lanjut usia, pemerintah membentuk Komnas Lansia (Komisi Nasional Perlindungan Penduduk Lanjut Usia), dan merancang Rencana Aksi Nasional Lanjut Usia di bawah koordinasi kantor Menko Kesra. Komnas Lansia dibentuk berdasarkan Keppres Nomor 52 tahun 2004 dan bertugas sebagai koordinator usaha peningkatan kesejahteraan sosial orang lanjut usia di Indonesia.

Gambar.1. Lansia senam goyang ‘oplosan’

Kalau di jaman lalu banyak masyarakat yang ketika memasuki Lansia menjadi kurang produktif, hal ini krn anggapan masyarakat sudah terlanjur terpengaruh oleh anggapan lama yang menyatakan bahwa penduduk lansia harus dipensiun, tinggal di rumah menunggu panggilan Ilahi, atau dikumpulkan di Panti Asuhan untuk lanjut usia atau biasa disebut Panti Wreda. Namun di jaman sekarang, dengan segala kematangan dan pengalamannya, justru semakin banyak Lansia yang lebih produktif. Ambil contoh ibu Menteri Kesehatan, meski beliau di era Lansia, namun terlihat enerjik dan lebih produktif. Atau Bapak JK (Jusuf Kalla), meski sudah menginjak usia kepala tujuh, namun masih enerjik dan nyawapres (Nyalon Wapres) atau Bapak TS (Triono Sundoro), kendati sudah pensiun dan memasuki era Lansia, namun justru saat ini berkreasi di WHO, Dr. Hapsara, yang meskipun telah pensiun lama namun masih produktif menulis buku-2 yang bermanfaat sebagai referensi pembangunan kesehatan di Indonesia. Masih banyak contoh yang seperti beliau-2 di atas tsb.

BAGAIMANA KONDISI LANSIA DI INDONESIA ?

Jumlah lansia di Indonesia, semakin tahun semakin meningkat proporsinya. Prediksi jumlah penduduk lansia di Indonesia hingga th 2100 y a dmenunjukkan angka kelipatan yang luar biasa, 5 kali lebih tinggi disbanding tahun 2013 (dari 8,9 % menjadi 41%), bahkan melebihi prediksi jumlah lansia Dunia yang hanya 35,1 %. Kondisi ini sungguh perlu mendapat perhatian khusus, jika tidak akan menjadikan Beban tanggungan tenaga non produktif yang berat.

Sumber: UN, World Population Prospects, the 2012 Revision

Gambaran di ataspada tahun 2013 jumlah Lansia di Indonesia dibandingkan jumlah Lansia Dunia masih lebih rendah 4,5 %, demikian pula di tahun 2050 prediksi Laansia di Indonesia masih 3,9 % lebih rendah di bandingkan Lansia di Dunia. Namun prediksi th 2100, jumlah lansia di Indonesia melejit 5,9 % melebihi jumlah Lansia di Dunia.

Sumber Profil Kesehatan Indonesia th 2012, memberikan gambaran yang tidak jauh berbeda dengan UN, yaitu proporsi Lansia di Indonesia 7,6 % atau sekitar 18,5 juta orang. Seperti yang terlihat di diagram bawah.

1401401102310684543
1401401102310684543

Sumber: Kementerian Kesehatan RI, Profil Kesehatan Indonesia, 2012

BAGAIMANA KONDISI KESEHATAN LANSIA DI INDONESIA?

Gambaran kesehatan Lansia di bawah merupakan perbandingan hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2007 dan tahun 2013 ditambah dengan sumber BPS jika dilakukan konversi dalam jumlah absolutnya. Gambaran kesehatan yang ditampilkan adalah penyakit menular, penyakit tidak menular, perilaku bersih dan sehat yang dilakukan oleh Lansia.

A. Penyakit Infeksi Menular

1.Penyakit ISPA

Penyakit ISPA bukan hanya monopoli menyerang bayi atau balita, akan tetapi pada lanjut usiapun juga. Hasil analisis sederhana Riskesdas th 2007 dan th 2013 memberikan gambaran bahwa ada kecenderungan makin meningkat usia pada kelompok Lansia, makin rawan pula menderita ISPA. Terlihat grafik di bawah ada kecenderungan naik. (Baik pada Riskesdas 2007 dan 2013). Perbandingan prevalensi ISPA pada kelompok Lansia antara 2007 dan 2013 terlihat tidak ada penurunan prevalensi secara nyata.

14014012881840369889
14014012881840369889

2. Penyakit Hepatitis

Pada penyakit Hepatitis, masyarakat Lansia di Indonesia terlihat makin banyak terserang penyakit tersebut. Hal ini bisa terlihat dari perbandingan prosentasenya dari tahun 2007 ke tahun 2013 untuk masing-2 kelompok umur Lansia. Seperti terlihat pada gambar di bawah.

14014015421610966721
14014015421610966721

3. PenyakitMalaria

Prevalensi penyakit Malaria pada kelompok Lansia, menunjukkan kondisi yang meningkat dari tahun 2007 ke tahun 2013, kendati secara tren berdasar kelompok umur Lansiadalam tahun yang sama, ada kecenderungan menurun seiring dengan meningkatnya usia. Seperti pada gambar diagram di bawah.

1401401688791040396
1401401688791040396

Fenomena penyakit menular pada komunitas Lansia di atas memberikan gambaran hanya penyakit ISPA saja yang terlihat menurun dari tahun 2007 ke tahun 2013, sedangkan penyakit Malaria dan Hepatitis makin meningkat. Apakah hal ini bisa dikatakankan bahwa program-2 pada penyakit ISPA (kuratif, promotif dan preventif) lebih bisa menekan penyakit tsb dibanding lainnya ? Padahal kita tahu bahwa pada penyakit malaria telah dicanangkan gerakan eliminasi malaria secara bertahap di Indonesia.

Sebagai catatan bahwa apabila dilakukan konversi dalam jumlah absolut penduduk Lansia yang terserang penyakit ISPA di tahun 2013 adalah: 26,4 % x 18.584.905 = 4.832.075 jiwa. Sedangkan penduduk Lansia yang terserang Hepatitis di tahun 2013 adalah: 5,4 % x 18.584.905 = 1.003.584 jiwa. Kemudian pada penyakit Malaria, penduduk Lansia yang terserang sebanyak: 5,4 % x 18.584.905 = 1.003.584 jiwa.

B. Penyakit Tidak Menular

1.Penyakit Asma

Penyakit Asma pada komunitas Lansia prosentasenya terlihat menurun dari tahun 2007 ke tahun 2013 sebesar 4 - 10 %. Seperti terlihat pada diagram di bawah pada masing-masing kelompok usia. Kelompok usia 55-64 th prosentasenya turun sekitar 4,5 %, untuk kelompok usia 65-74 th prosentasenya menurun hingga 7,5 % dan pada kelompok 75 th ke atas, prosentasenya menurun hingga 9,8 %. Bahkan ketika di th 2007 terjadi kecenderungan makin meningkat proporsi kejadian Asma seiring dengan meningkatnya usia, namun di tahun 2013, terjadi kecenderungan menurun proporsinya seiring dengan meningkatnya usia.

1401402101665897379
1401402101665897379

2. Penyakit Diabetes Mellitus

Selanjutnya pada Lansia penderita penyakit Diabetes Mellitus, proporsinya meningkat dari tahun 2007 ke tahun 2013 sebesar 0,3 – 1,8 %. Seperti terlihat pada kelompok penderita 55-64 th meningkat 1,8% , kelompok 65-74 th meningkat1,4 % dan kelompok 75 th ke atas 0,3 %. Meskipun secara tren usia, proporsi penderita Diabetes cenderung menurun antara ke dua hasil riset tersebut.

1401402212418153451
1401402212418153451

3. Penyakit Hipertensi

Penderita Hipertensi pada komunitas Lansia dari tahun 2007 ke tahun 2013 terjadi peningkatan antara 2,8 % - 3,7 %. Seperti terlihat pada kelompok usia 55-64 tahun, kenaikan sekitar2,8%, kelompok usia 65-74 th proporsi penderita Hipertensi meningkat 3,6% dan kelompok usia 75 th ke atas meningkat sekitar 3,7%. Bahkan secara tren usia di kedua hasil riset tersebut menunjukkan bahwa makin meningkat usia, cenderung makin meningkat proporsi penderita Hipertensi.

14014023201364457757
14014023201364457757

4. Penyakit Sendi

Penyakit Sendi pada komunitas Lansia prosentasenya terlihat menurun dari tahun 2007 ke tahun 2013 sebesar10 %- 11 %. Seperti terlihat pada diagram di bawah pada masing-masing kelompok usia. Kelompok usia 55-64 th prosentasenya turun sekitar 11,4 %, untuk kelompok usia 65-74 th prosentasenya menurun hingga 11 % dan pada kelompok 75 th ke atas, prosentasenya menurun hingga 10,6 %. Bahkan secara tren usia di kedua hasil riset tersebut menunjukkan bahwa makin meningkat usia, cenderung makin meningkat proporsi penderita penyakit Sendi.

1401402403596433426
1401402403596433426

5. Penyakit Stroke

Penyakit Stroke pada komunitas Lansia prosentasenya terlihat meningkat dari tahun 2007 ke tahun 2013 sebesar12 %- 25 %. Seperti terlihat pada diagram di bawah pada masing-masing kelompok usia. Kelompok usia 55-64 th prosentasenya Naik sekitar 12,8 %, untuk kelompok usia 65-74 th prosentasenya meningkat hingga 14,2 % dan pada kelompok 75 th ke atas, prosentasenya meningkat hingga 25,3 %. Bahkan secara tren usia di kedua hasil riset tersebut menunjukkan bahwa makin meningkat usia, cenderung makin meningkat proporsi penderita penyakit Sroke.

1401402527925322879
1401402527925322879

6. Disabilitas

Kondisi Disabilitas atau ketidakmampuan melakukan aktivitas sehari-hari pada komunitas Lansia prosentasenya terlihat menurun dari tahun 2007 ke tahun 2013 sebesar36,6 %- 41,8 %. Seperti terlihat pada diagram di bawah pada masing-masing kelompok usia. Kelompok usia 55-64 th prosentasenya turun sekitar 36,6 %, untuk kelompok usia 65-74 th prosentasenya menurun hingga 38,6 % dan pada kelompok 75 th ke atas, prosentasenya menurun hingga 41,8 %. Namun secara tren usia di kedua hasil riset tersebut menunjukkan bahwa makin meningkat usia, cenderung makin meningkat proporsi penderita penyakit Sendi.

14014026292087032969
14014026292087032969

7. Gangguan Menthal emosional

Kondisi Gangguan Menthal Emosional pada komunitas Lansia prosentasenya terlihat menurun dari tahun 2007 ke tahun 2013 sebesar9 %- 20,3 %. Seperti terlihat pada diagram di bawah pada masing-masing kelompok usia. Kelompok usia 55-64 th prosentasenya turun sekitar 9 %, untuk kelompok usia 65-74 th prosentasenya menurun hingga 13,5 % dan pada kelompok 75 th ke atas, prosentasenya menurun hingga 20,3 %. Namun secara tren usia di kedua hasil riset tersebut menunjukkan bahwa makin meningkat usia, cenderung makin meningkat proporsi penderita Gangguan Mental Emosional.

14014027141311806605
14014027141311806605

Fenomena di atas tentang Penyakit Tidak Menular pada Komunitas Lansia cukup bervariasi, penderita Penyakit Sendi, Disabilitas dan Gangguan Mental Emosional terjadi penurunan. Gangguan mental emosional pada kelompok usia 75 th di atas terlihat penurunan yang sangat tajam. Sedangkan untuk penyakit tidak menular lainnya terjadi peningkatan proporsi penderita.

Kondisi yang demikian ini tentunya sangat menarik untuk dicermati dan dikaitkan dengan program-2 kesehatan yang telah dilakukan. Tentu saja kita sadari bersama bahwa bukan hanya factor program kesehatan yang telah dilakukan sebagai satu-satunya factor penentu naik turunnya proporsi penderita penyakit tidak menular, namun paling tidak memberikan wacana sebagai suatu feedback pada program-program yang telah dilaksanakan selama ini.



BAGAIMANA PERILAKU BERSIH DAN SEHAT LANSIA DI INDONESIA?

1.Perlaku Merokok

Kondisi perilaku sering merokok pada komunitas Lansia prosentasenya terlihat menurun dari tahun 2007 ke tahun 2013 sebesar1,2 %- 6,1 %. Seperti terlihat pada diagram di bawah pada masing-masing kelompok usia. Kelompok usia 55-64 th prosentasenya turun sekitar 1,5 %, untuk kelompok usia 65-74 th prosentasenya menurun hingga 1,2 % dan pada kelompok 75 th ke atas, prosentasenya menurun hingga 6,1 %. Bahkansecara tren usia di kedua hasil riset tersebut menunjukkan bahwa makin meningkat usia, cenderung makin menurun proporsi perilaku komunitas dalam seringnya merokok.

14014028261168509327
14014028261168509327

2. Perilaku Cuci Tangan dengan Benar

Kondisi perilaku Cuci Tangan dengan Benar pada komunitas Lansia prosentasenya terlihat meningkat dari tahun 2007 ke tahun 2013 sebesar25,5 %- 29,5 %. Seperti terlihat pada diagram di bawah pada masing-masing kelompok usia. Kelompok usia 55-64 th prosentasenya Naik sekitar 25,5 %, untuk kelompok usia 65-74 th prosentasenya menurun hingga 29,5 % dan pada kelompok 75 th ke atas, prosentasenya menurun hingga 27,7 %. Namun secara tren usia di kedua hasil riset tersebut menunjukkan bahwa makin meningkat usia, cenderung makin menurun proporsi perilaku Cuci Tangan dengan Benar

14014029261800347143
14014029261800347143

3.  Konsumsi makanan asin, manis dan berlemak

Kondisi perilaku memakan makanan berisiko sangatlah menentukan peningkatan proporsi penderita gangguan kesehatan pada komunitas Lansia. Beberapa perilaku makan makanan yang berisiko yang akan dianalisis di bawah adalah sering makan makanan asin, sering makan makanan manis dan sering makan makanan berlemak.

Kondisi perilaku makan makanan berisiko pada komunitas Lansia, terjadi peningkatan prosentasenya dari tahun 2007 ke tahun 2013, hanya pada perilaku makan makanan Manis yang terjadi penurunan 9,4 %, sedangkan pada perilaku makan makanan berlemak meningkat tajam sebesar 26,7 %

14014030161918694233
14014030161918694233

JIKA MELIHAT GAMBARAN DI ATAS…LALU SO WHAT GITU LHO ?

Beberapa program kesehatan yang telah dilakukan berkaitan dengan komunitas Lansia seperti Posyandu Lansia atau puskesmas santun lansia dll, bagaimana kondisi dan penyebarannya di Indonesia ??

Posyandu Lansia

Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) Lanjut Usia adalah suatu wadah pelayanan kesehatan bersumber daya masyarakat (UKBM) untuk melayani penduduk lanjut usia, yang proses pembentukan dan pelaksanaannya dilakukan oleh masyarakat bersama lembaga swadaya masyarakat (LSM), lintas sektor pemerintah dan non-pemerintah, swasta, organisasi sosial dan lain-lain, dengan menitikberatkan pelayanan kesehatan pada upaya promotif dan preventif. Disamping pelayanan kesehatan, Posyandu Lanjut Usia juga memberikan pelayanan sosial, agama, pendidikan, ketrampilan, olah raga, seni budaya, dan pelayanan lain yang dibutuhkan para lansia dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas hidup melalui peningkatan kesehatan dan kesejahteraan. Selain itu Posyandu Lansia membantu memacu lansia agar dapat beraktifitas dan mengembangkan potensi diri.

14014031201773341732
14014031201773341732

Sumber: Kementerian Kesehatan RI, Bina Upaya Kesehatan, 2013

Dari gambaran di atas jumlah posyandu lansia terbanyak di Provinsi Jawa Timur , sedangkan terdapat 18 provinsi yang belum mempunyai data tentang posyandu Lansia. Kondisi yang demikian ini sungguh merupakan suatu tantangan besar bagi pengelola program UKBM. Terlebih jika kita lihat provinsi-2 yang cukup padat penduduknya dan tentu saja cukup tinggi populasi Lansianya, seperti DKI Jakarta, Bali, Sulawesi Urtara, Sumatra Barat dll. Oleh karenanya penggerakan masyarakat untuk segera PEDULI terhadap komunitas Lansia dirasa sangat mendesak untuk di akselerasi.

Puskesmas Santun Lansia

Yang dimaksud Puskesmas santun Lansia adalah Puskesmas yang menyediakan ruang khusus untuk melakukan pelayanan bagi kelompok usia lanjut yang meliputi pelayanan kesehatan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Ciri-ciri Puskesmas Santun Lanjut Usia yaitu pelayanannya secara pro-aktif, baik, berkualitas, sopan, memberikan kemudahan dalam pelayanan kesehatan kepada lansia, memberikan keringanan/penghapusan biaya pelayanan bagi lansia yang tak mampu, memberikan berbagai dukungan dan bimbingan kepada lansia dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan melalui kerjasama dengan lintas program dan lintas sektor.

14014032961905416536
14014032961905416536

Dari gambaran di atas terlihat provinsi yang mempunyai jumlah puskesmas santun lansia adalah Jawa Barat dan Jawa Timur. Sedangkan provinsi Lampung, Kalimantan Utara, Sulawesi Utara, Gorontalo dan Sulawesi barat belum mempunyai atau belum ada data.

Beberapa pertanyaan yang perlu direnungkan adalah:

1.Dengan program yang sekarang ini telah ada, sudahkah cukup dikatakan PEDULI pada komunitas Lansia ?

2.Jika memang sudah, tentunya fenomena masalah kesehatan yang ada di atas tersebut sudah semestinya menjadi berkurang atau menurun prosentasenya ?

Semoga Bermanfaat dalam memperingati Hari Lansia Nasional….!!

Salam,

DeBe

“Belajar Tanpa Batas”




Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun