Mohon tunggu...
djarot tri wardhono
djarot tri wardhono Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis apa saja, berbagi dan ikut perbaiki negeri

Bercita dapat memberi tambahan warna

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Lembaran Baru Itu di Depan Mata

31 Desember 2020   20:21 Diperbarui: 31 Desember 2020   20:25 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Matahari dan Bulan sebagai penanda waktu yg diciptakan Allah. Perhitungan berdasarkan pergerakan matahari akan dikenal dengan penanggalan "masehi", di sisi lain ada perhitungan penanggalan berdasarkan orbit bulan pada bumi, penanggalan ini dikenal dengan "hijriah". Keduanya merupakan penanda yang digunakan hampir sebagian besar manusia. Memang, masih ada penanggalan lain, yg juga digunakan beberapa suku bangsa. Penanggalan hijriah telah berganti tahun hampir 5 bulan yll.

Saat ini, penanggalan masehi yang akan berganti. Mungkin terjadi beberapa jam ke depan. Ini menandakan bahwa waktu itu bergulir dan terus berjalan. Detik menuju menit, menit meniti menjadi jam, jam berputar ke hari, hari ke pekan dan akhirnya melangkah dari tahun ke tahun. Hal ini akan melaju dan melangkah ke depan, yang akan datang. Keadaan yang pasti kita belum tahu.

Nah, waktu inilah yang terasa mahal dan akan sulit mengembalikannya ke masa lampau. Tahun-tahun kebelakang akan menjadi kenangan. Apa-apa yang telah kita jalani satu detik lalu, sudah menjadi masa lalu. Waktu lampau. Meski kadang kita merasa, itu baru sebentar saja dilalui. Itulah waktu, dan suatu masa 'kemarin'. Kondisi yang akan jadi sejarah. Harapannya kenangan indah, yang bisa diingat dengan senyum. Kalaupun ternyata 'yang berlalu' itu kelam, ya sebaiknya, kita sesali untuk diperbaiki.

Dan, sekarang kita akan menghadapi hal yang belum terjadi. Waktu akan datang, masa yang akan kita semua jalani. Kita akan terus melangkah. Lupakan yang telah berlalu, gunakan sebagai introspeksi. Sesali sebagai awal evaluasi diri. Kemudian harapkan kedepan tak kan terulang lagi. Renungi kenapa itu terjadi dan berusaha untuk jauhi juga hindari. Renungan atas apa yang telah dilalui, jadi muhasabah atau EVALUASI DIRI tindakan lalu. Agar dapat diperbaiki dalam mengarungi hari-hari ke depan.

Barangsiapa yang dua harinya (hari ini dan kemarin) sama, maka ia telah merugi. Nasehat mendalam yg menjadi renungan saat ini untuk esok yang lebih baik. Dengan tenggelamnya sang mentari, esok dia akan bersinar kembali untuk pagi - siang dan sore yang semakin baik untuk kita semua.

Lembaran baru ini masih bersih. Nanti kita ajan isi dengan rangkaian langkah dan tindakan yang bermakna positif. Putih, hitam dan warna-warni lembaran itu, kita yang melukisnya. Membuat lembaran itu penuh makna dan bermanfaat bagi diri sendiri, keluarga dan sesama, Insya Allah.
Semoga kita semua diberikan kemudahan dalam menjadikan pribadi yang lebih baik untuk bekal suatu saat nanti....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun