Pemerintah Banyuwangi tak henti-hentinya membuat trobosan kebijakan yang kreatif nan inovatif. Di bawah  pimpinan Bupati Azwar Anas, Banyuwangi mengalami kemajuan yang pesat di berbagai sektor. Terutama sektor industri kreatif melalui perkembangan pariwisata yang dari tahun ke tahun jumlah wisatawan,  baik domestik maupun mancanegara,  terus mengalami kenaikan.
Dengan berbagai festival yang diadakan rutin tiap tahunnya di Banyuwangi inilah yang mendorong potensi-potensi lokal unjuk gigi dalam setiap festival. Salah satunya bisa dilihat dari industri industri kreatif batik.
Pemkab Banyuwangi menunjukkan keseriusannya mengembangkan potensi lokal, terutama dalam hal ini batik, dengan membuka SMK jurusan Batik. SMK Negeri 2 Tegalsari merupakan salah satu sekolah yang terdapat jurusan batik. Sekolah yang didirikan tahun 2014 ini merupakan salah satu cara untuk mempercepat regenerasi perajin dan pelaku industri batik yang kini terbatas jumlahnya.
Dengan adanya sekolah resmi yang fokus pada batik, diharapkan bisa melahirkan penggiat batik  di Banyuwangi. Mengingat melalui sekolah jurusan batik ini generasi muda ikut melestarikan kekayaan batik daerah yang dibangun oleh Pemkab Banyuwangi yang masih jarang ditemui di daerah lain.
"Upaya pengembangan batik ini tidak hanya sekadar batik Banyuwangi yang ditampilkan dalam setiap acara fashion show ataupun Indonesia Fashion Week, namun bagaimana caranya supaya kita dapat menciptakan generasi pebatik yang sangat diperlukan" ujar Bupati Azwar Anas.
Selain melalui jurusan batik, Pemkab Banyuwangi juga menggelar Banyuwangi Batik Festival yang sudah rutin digelar tiap tahun sejak 2012. Ajang ini sekaligus  mendorong perkembangan perekonomian masyarakatnya.
Banyuwangi Batik Festival menjadi ajang kolaborasi designer nasional dengan pelaku industri kecil menengah (IKM) yang ada di Banyuwangi. Acara ini juga menunjukkan beragam kekayaan batik Banyuwangi.
"Banyuwangi Batik Festival (BBF) tidak sekadar panggung fashion saja, namun rangkaiannya ada beragam acara. Mulai dari lomba membuat motif, mencanting batik, hingga lomba busana batik bagi pembatik lokal. Ini sebagai upaya kami regenerasi pembatik dan memperkaya ragam batik kami," kata Anas
Banyuwangi Batik Festival juga berhasil menarik perhatian para designer nasional ternama. Dalam acara BBF tahun 2017 sendiri ada 10 designer kenamaan nasional yang bekerjasama dengan 15 IKM Banyuwangi. Pada tahun 2017 ini BFF berhasil menyuguhkan hasil kolaborasi desainer-desainer yang mempesona dalam panggung yang digelar di Taman Blambangan, Banyuwangi. Acara ini menggairahkan batik di Banyuwangi. Dulu Banyuwangi hanya memiliki 20 motif klasik, Â kini sudah berkembang hingga lebih dari 50 motif batik.
Menurut Azwar Anas digelarnya acara festival batik ini bukan sekadar untuk mendatangkan wisatawan, namun juga menggerakkan partisipasi publik dalam memajukan daerah. Berbagai event yang digelar menjadi stimulus bagi rakyat untuk meningkatkan potensi, kreativitas, dan kemampuannya.
"Kami akan terus menggelar berbagai even untuk mengangkat pamor daerah dan tidak lupa juga terus meningkatkan kekayaan lokal kami, seperti batik ini. Motif-motif batik terus kami eksplorasi dari kekayaan potensi yang dimiliki Banyuwangi," ujar Anas.