Ruang Isolasi Blok B Pusat Imigrasi Kota Zero tiba-tiba terjadi keributan. Tubuh Grace terasa sangat dingin dan pucat. Jalannya sudah goyah, dadanya sangat sesak, dan napasnya sangat berat.
"50 menit sebelum kericuhan di Ruang Isolasi Blok B terjadi"
Pukul 10 malam, Thomas dan David bergegas menuju lorong berdinding baja, menuju petugas yang sedang berjaga. Mereka membekap dua petugas hingga tak sadarkan diri dan mengambil senjata api yang mereka gunakan. Hanya butuh waktu 20 menit untuk membuat kekacauan sebelum petugas sadar kembali.
"Thom, virusnya hilang," kata David.
"Apa? Kau gila. Bedebah, kita tak ada waktu untuk mencarinya."
"Bagaimana ini?"
"Gunakan ini, tancapkan ke anak perempuan itu," pinta Thomas, sambil mengikuti David menuju ruangan Grace dan ayahnya menjalani isolasi.
Mereka tiba di Ruang 103 B dan menemukan pintu dalam keadaan terkunci. Thomas menggedor penghalang baja itu dengan cukup kuat, "Cepat buka pintunya, ini Petugas!" Ayah Grace membuka pintu dan dihadapkan dengan permintaan pemeriksaan kartu bungker mereka.
Ayah Grace menyadari sesuatu yang mencurigakan, yaitu penampilan yang kurang rapih dari Thomas dan David yang menyamar sebagai petugas. Namun, mereka berhasil memasuki ruangan itu dan David dengan cepat mengambil tiket isolasi Grace.
Jika Ayah Grace tidak menyerahkan tiket itu, Thomas mengancam akan menyuntikkan putrinya dengan virus. Akhirnya, Ayah Grace menyerahkan tiket itu, tetapi saat David menancapkan tabung kecil di lengan Grace, dia meronta dan Ayah Grace mencabut tabung itu.
Sirine kencang berbunyi dan mereka bergegas untuk keluar dari ruangan tersebut dan mengganti pakaian dan memotong rambut mereka untuk menghilangkan jejak. Situasi menjadi mencekam karena kabar bahwa Grace terpapar virus tawa menyebar dengan cepat. Seluruh petugas dipanggil untuk menangani situasi tersebut.