Ketika runtuhnya Turki Utsmani negeri-negeri yang kekuasaaanya berada dibawahnya diambil oleh Uni Soviet/Rusia seperti Uzbekistan, Tajikistan, Kirgiztan, Afghanistan. Tak lama kemudian Uni Soviet pecah, akhirnya menjadi negera-negara kecil seperti Rusia dan Asia Tengah yang merupaka tempat tinggal Imam Bukhori. Kekuasaan boleh hancur berkeping tetapi pendidikan tetapi pendidikan tidak boleh hilang.Â
Untuk bisa menghafal Al-Qur'an mereka sampai menggali tanah pasir dari kamar lalu mereka membuat tempat persembunyian di bawah kamar yang ditutupi dengan kayu dan karpet dari atas. Tidak ada pencahayaan kala itu, lantas bagaimana mereka bisa menghafal Al-Qur'an? mereka tidak memakai metode membaca tetapi dengan metode Talqiin (dikte) sehingga murid mengikuti apa yang diucapkan oleh guru, metode itu berhasil dilakukan oleh anak-anak di Asia Tengah. Pada saat itu banyak para penghafal Al-Qur'an yang menggunakan metode tersebut.
Pada tahun 1924 ketika runtuhnya Turki Utsmani, politik Islam juga hancur karena naiknya Mustofa Kemal Ataturk. Masjid-masjid di Turki adzan dengan menggunakan bahasa Turki karena ia ingin membakitkan nasionalisme agar adzan tidak menggunakan bahasa Arab melainkan menggunakan bahasa Turki.Â
Kemudian ekonomi politik dan juga bahasa Arab kalah. Tetapi terdapat satu sekolah yang tidak kalah, masih menggunakan bahasa Arab yaitu Madrasah Imam wa Khotib yang dirancang khusus untuk sekolah imam dan khatib. Jika mereka telah lulus dari sekolah itu mereka langsung bisa menjadi imam dan khotib. Salah satu alumninya Thayib Erdogan dan Najmudin Erbakan.Â
Disitulah kekelirun Mustofa Kemal Ataturk. Jika ingin menghancurkan suatu bangsa maka harus menghancurkan sekolah tetapi ia menyepelekan sekolah tersebut yang dianggapnya hanya sebagai sekolah anak-anak. Ternyata dari pendidikan sekolah tersebut bangkitlah bahasa Arab yang sudah hampir punah.Â
Dahulu mereka memprediksikan tidak ada lagi orang Turki yang bisa membaca Al-Qur'an dan tidak ada lagi orang Turki yang mengumandangkan adzan karena mereka ingin mendirikan pendidikan sekuler. Yang terjadi Turki merupakan sekolah tahfidz Al-Qur'an terbesar di dunia, bukan dari Mesir bukan pula dari Saudi Arabia melainkan dari Turki.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H