David Carlo Nathanael Pangaribuan
UNIKA Soegijapranata
Covid-19 Sebagai Kejutan Awal Dekade
Tidak ada yang menyangka bahwa pada tahun 2020 sebagai awal dekade , menjadi tahun yang kurang menyenangkan bagi umat manusia. Banyak orang yang berharap dekade tersebut menjadi dekade yang baik dan indah. Akan tetapi, manusia dikejutkan oleh sebuah penyakit  yang  berasal dari Kota Wuhan di China yaitu Virus Covid-19. Virus ini pertama kali ditemukan pada tahun 2019, tetapi pada tahun 2020  Virus  tersebut menjangkit seluruh dunia.Dan pada akhirnya WHO (World Health Organization) menyatakan virus tersebut sebagai pandemi
Menurut WHO, penularan virus ini sangat mudah terjadi penyebarannya apabila adanya kontak dekat dari orang yang terinfeksi dengan orang yang belum terinfeksi. Selain itu virus ini dapat menular melalaui tetesan kecil yang keluar dari hidung atau mulut ketika mereka yang terinfeksi virus sedang bersin atau batuk. Tetesan yang menempel pada benda tersebut akan menjadi media penularan apabila seseorang memegang permukaan benda yang terdapat tetesan tersebut dan setelahnya menyentuh bagian wajahnya
Virus ini tidak memandang bulu, siapa saja bisa terjangkit oleh virus ini. Covid-19 menyerang sistem pernapasan seseorang, virus tersebut dapat menyebabkan gangguan pernapasan, demam, infeksi paru – paru yang berat hingga kematian. Orang yang terjangkit virus tersebut akan mengalamai gejala seperti batuk, flu, sakit tenggorokan, sesak napas, lesu dan letih. Virus ini lebih berbahaya kepada orang yang memiliki penyakit dan imun tubuh yang lemah dibangingkan dengan orang yang sehat dan tidak memiliki penyakit lainnya. Oleh karena itu setiap orang diminta untuk berwaspada terhadap virus tersebut karena virus tersebut tidak dapat terdeteksi dan mudah penyebarannya.
Penyebarannya yang begitu mudah, membuat beberapa negara  melakukan kebijakan lockdown total untuk memutus dan meminimalisir kenaikan angka covid-19. Akan tetapi ada juga negara – negara yang hanya memberlakukan kebijakan karantina mandiri kepada warganya  dan menutup tempat – tempat yang berpotensi menghadirkan kerumunan seperti mal,sekolah,pasar dan tempat - tempat rekreasi. Selain itu diadakannya kebijakan protokol kesehatan untuk mencegah covid-19,seperti dianjurkan untuk selalu menggunakan masker dan berjaga jarak dengan orang lain saat melakukan aktivitas di luar rumah.
Setiap orang harus mengikuti Kebijakan lockdown atau karantina mandiri. Selain itu aktivitas yang biasanya dilakukan secara tatap muka seperti bekerja, kini harus mengikuti aturan WFH (Work From Home). Pendidikan yang seharusnya dilakukan di sekolah diganti dengan cara menggunakan media online atau disebut dengan daring. Berubahnya pola – pola hidup dan kebiasaan – kebiasaan di dalam masyarakat, mencipatakan sebuah kondisi yang disebut dengan Fenomena Gegar Budaya (Culture Shock). Kondisi ini digunakan untuk menggambarkan sebuah kondisi gelisah dan terkejut terhadap sebuah budaya baru yang harus dihadapi.
Budaya hidup yang baru tersebut, membuat setiap manusia berusaha bertahan hidup dan memerangi covid – 19 dengan cara  berusaha menjaga kesehatannya  dengan cara berolahrga, makan makanan sehat, dan tidur yang cukup. Banyak juga orang yang berusaha menghibur dirinya sendiri agar meningkatnya imun pada dirinya dengan cara menonton film, melakukan hobi dan melakukan hal – hal positif lainnya
Pandemi ini tidak hanya menganggu sektor kemanusiaan saja, akan tetapi juga berdampak kepada bidang ekonomi. Banyak perusahaan yang hampir bangkrut dikarenakan kurangnya pemasukan dari konsumen, sehingga banyak perusahaan yang melakukan PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) secara besar – besaran untuk menyelamatkan perekonomian perusahaannya.Â
Selain itu banyak juga perusahaan yang tutup dan bangkrut sehingga membuat hilangnya lapangan pekerjaan yang pada akhirnya meningkatnya angka pengangguran. Negara juga harus menggeluarkan dana yang begitu besar untuk mengatasi  covid-19 dan memfasilitasi kebutuhan – kebutuhan rumah sakit seperti alat – alat kesehatan dan pembangunan rumah sakit. Bantuan - bantuan kepada masyarakat juga disalurkan untuk keberlangsungan hidup masyarakat.