Sampah merupakan permasalahan yang sangat susah untuk di selesaikan oleh masyarakat Indonesia maupun maupun masyarakat dunia. Sampah memiliki dua jenis yakni sampah organik dan sampah non organik, sampah yang menumpuk dapat mengakibatkan berbagai dampak mulai dari penyakit maupun menciptakan polusi pada tanah maupun air. Kreatifitas untuk mengelola sampah menjadi barang yang bermanfaat maupun bernilai mata uang dapat menjadi solusi untuk mengurangi penumpukan sampah.
Untuk mengembangkan kreativitas masyarakat, Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) pada program Pengabdian pada Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) gelombang 5 yang tergabung pada kelompok 14, mengadakan pelatihan pengelolaan sampah organik dan non organik untuk menjadi sampah yang dapat di jual maupun bermanfaat untuk aktivitas keseharian dengan program kerja yang bertajuk peningkatan kemampuan sumber daya manusia. Dalam mengembangkan peningkatan masyarakat di ajarkan cara mengelola sampah organik yakni kulit bawang merah.
Tanpa disadari kulit bawang merah dapat di jadikan bahan dasar pestisida guna mengusir hama serangga dan dapat menguatkan daya tahan tanaman terdapat unsur senyawa acetogenin senyawa tersebut memiliki keistimewaan sebagai anti-feeden, sehingga hama serangga enggan memakan tanaman bahkan bisa membunuh hama tersebut. Pelatihan ini di ajarkan untuk ibu-ibu dusun sekarputih desa Pendem kota Batu guna mengurangi sampah organik. Cara yang di gunakan cukup simpel yakni:
1. Siapkan kulit bawang merah.
2. Rendam kulit bawang merah selama 14 jam.
3. Tiriskan air rendaman tersebut dan masukan ke dalam wadah untuk menyimpan air kulit bawang.
4. Berikan 3-4 sendok makan untuk di campurkan pada air 600ml.
5. Aduk hingga merata dan pestisida siap di gunakan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H