Mohon tunggu...
De Baron Martha
De Baron Martha Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

I am an architect of my own life.

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

SBY (Mungkin) Adalah Tipe Orang yang Membenci Sebuah Momen Perpisahan

22 Oktober 2014   09:45 Diperbarui: 17 Juni 2015   20:09 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Baru kemarin malam, saya tanpa sengaja membuka situs Youtube dan menemukan satu video dari banyak lainnya, tentang hingar bingar peresmian Joko Widodo sebagai Presiden Indonesia yang baru. Menggantikan Susilo Bambang Yudhoyono. Video tersebut menayangkan tentang pidato perpisahan Mantan Presiden SBY dan pidato pertama Presiden baru, Jokowi.

Video tersebut lalu menyeret saya ke video-video lain yang ada di baris suggestion. Dan video-video tersebut menarik perhatian saya. Bukan...bukan tentang Presiden baru Indonesia, Jokowi. Tapi tentang Mantan Presiden, @SBYudhoyono.

Yang paling saya ingat, adalah video yang menayangkan pidato terakhir SBY di Gedung DPR dalam rangka menyambut hari kemerdekaan pada tanggal 15 Agustus. Dalam video berdurasi lebih dari 10 menit tersebut, saya melihat SBY berpidato tak seperti SBY yang saya kenal. Selama ini saya mengetahui SBY sebagai seorang yang piawai mengolah teks pidato, baik dalam bahasa Indonesia ataupun bahasa Inggris. Setiap kata dan kalimat dia pikirkan betul. Bahkan intonasinyapun jelas dan baik.

Tapi tidak kali itu. SBY tidak seperti biasanya ketika berpidato hari itu. Beberapa kali (bahkan sering) lidah beliau terpeleset. Ada repetisi yang bukan cuma sekali dua kali. Bahkan saya menangkap beberapa kali suaranya tercekat. Dan jelas, ada nada kesedihan yang kentara dari pidato tersebut. Saya yakin SBY berusaha menghindari itu, namun sayangnya gagal.

Tak cuma itu. Di hari-hari menjelang kedatangan Jokowi ke Istana Kepresidenan, tampak jelas aura kesedihan dari dalam diri SBY. Dia jelas sekali berusaha melakukan yang terbaik ketika menjadi guide bagi calon penghuni Istana yang baru, dengan mengajak Jokowi melakukan tur pengenalan ke setiap sudut Istana. Tapi ketika SBY, yang berjalan keluar Istana diiringi Jokowi, raut kesedihan itu kembali hadir.

SBY memang tidak memiliki bakat poker face seperti layaknya Jokowi. Mungkin beliau memang tidak bisa menyembunyikan apa yang dia rasakan. Senang, marah dan sedih. Dan dari video-video yang kemarin saya tonton, SBY (mungkin saja) adalah jenis orang yang sama sekali tidak menyukai apa yang namanya momen perpisahan.

Saya punya banyak teman yang seperti itu. Begitu membenci perpisahan. Mereka selalu menghindari untuk datang, apalagi berlama-lama menghadiri acara apapun yang bertema farewell, apalagi kalau mereka adalah aktor utama dalam acara itu. Tapi SBY (jika benar dugaan saya bahwa dia membenci perpisahan) mau tak mau harus menjalani sesi demi sesi, bagian demi bagian dari acara tersebut. Saya jadi membayangkan sendiri bagaimana rasanya seperti itu, dan saya tiba-tiba ikut merasa sedih.

Artikel ini bukan sindiran, bukan sentimen. Saya bukan bagian dari ribuan orang yang ikut nyemplung dan peduli dalam drama panjang perpolitikan Indonesia akhir-akhir ini. Saya bahkan sering sekali membicarakan hal-hal buruk tentang SBY dan kebijakan-kebijakannya. Tapi bagaimanapun, beliau adalah orang yang berani mengambil tanggung jawab sebagai Presiden (yang berarti berani juga mengambil segala resikonya, termasuk dihujat) bahkan selama dua periode.

Memang sudah sepantasnya, kita sebagai rakyat, selalu mengkritisi dan mengawasi kinerja Presiden dan kabinetnya selama mereka bekerja. Dan memang sudah sepantasnya pula, sebenci apapun kita pada SBY, kita tetap wajib mengucapkan terima kasih ketika dia telah genap melaksanakan masa baktinya.

Artikel ini saya dedikasikan kepada Susilo Bambang Yudhoyono, atas 10 tahun terakhir ini. Setidaknya saya belum terpikir untuk unfollow akun twitter anda.

Thanks Mr. Yudhoyono, for goods and bads. Panjang umur dan sehat selalu.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun