Mohon tunggu...
Dayvia Aprilliya
Dayvia Aprilliya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Tetap Menulis dan Bersemedi

Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga 21107030067

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Art Exhibition Jadi Eduwisata Favorit Kalangan Muda: Mulih Mula Mulanira

4 Juni 2022   06:00 Diperbarui: 5 Juni 2022   13:48 4858
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri | Instalasi "Kaki Rakyat"  oleh Maestro Seni Nasirun

Apakah Anda salah satu orang yang suka pergi ke pameran seni? Sudah pernah mampir ke berbagai pameran seni di Yogyakarta? Di sini saya akan membagikan cerita saya mengunjungi pameran seni yang sungguh luar biasa. Walau pameran ini telah selesai, saya mencoba mengajak Anda berkeliling lewat tulisan ini.

Namun, sebelum beranjak ke cerita saya, ketahui lebih dulu apa itu pameran seni. Dilansir dari laman blog Virtuso Art, art exhibition atau pameran seni dapat dipahami sebagai tempat atau area di mana 'seni' disajikan oleh seorang seniman atau sekelompok seniman untuk dilihat oleh penonton. 

Seni umumnya terdiri dari benda-benda berwujud seperti lukisan, patung, gambar, gambar, fotografi, video, pertunjukan atau audio. Pameran seni menjadi sarana berbagi ide, menampilkan bakat seni, dan berinteraksi dengan kota atau komunitas budaya. 

Pameran seni dapat menjadi sumber yang bagus tidak hanya untuk karya seni yang indah, tetapi juga untuk menemukan ide-ide baru dan aspek sejarah yang saat ini tidak diketahui. Jadi, pameran seni ialah ruang di mana objek seni bertemu audiens atau publik.

Meskipun, hanya sementara atau terbatas waktunya, pameran seni banyak diminati karena selain murah, terkadang gratis, pameran seni juga bisa menjadi sarana hiburan yang menyenangkan dan menarik untuk menghabiskan waktu. Apalagi untuk menghilangkan rasa stres dan jenuh setelah menjalani rutinitas keseharian. Biasanya muda-mudi sangat tertarik dengan pameran seni. Menurut saya, menyaksikan pameran seni ini seringkali jadi kegiatan yang ringan sekaligus bermanfaat, cocok bagi mereka yang ingin sekadar bersantai sejenak atau bahkan membutuhkan self-healing. Alasan lainnya, pameran seni bisa jadi media untuk memenuhi kegemaran berburu spot foto estetik dan instragamable. Hal ini sudah tidak asing bagi merambahnya konten visual maupun tren yang menarik di kalangan muda.

Ada kenikmatan tersendiri ketika menengok sebuah karya yang bisa memberi pesan tersirat dalam cara yang berbeda. Bahkan, di mana sebuah karya seni bisa berbicara lebih mendalam daripada ungkapan kata-kata. Itulah mengapa fungsi pameran seni bisa menjadi sarana eduwisata sebagai kesempatan belajar yang lebih dari sekadar ruang kelas. 

Seringkali karya yang ditampilkan seniman berawal dari sudut pandang "keresahan" yang dituangkan ke dalam seni. Sebagai publik, Anda bisa mempertimbangkan dan mengambil amanat atau hikmah dari karya seni tersebut.

Beralih ke cerita saya, pasca pandemi Covid-19 selama dua tahun lamanya yang kini sudah mulai melandai, tentunya menjadi momentum bagus bagi mereka yang rindu akan pagelaran budaya, termasuk aktivitas kesenian. Hal ini relevan dengan pernyataan Presiden Jokowi yang saya baca pada laporan okezone saat beliau berkunjung ke Taman Balekambang, Solo, Jawa Tengah, 

"Sudah dua tahun ini vakum tidak ada kegiatan dan saya harapkan setelah pandemi bisa kita kendalikan, kita harapkan aktivitas itu bisa dimulai lagi. Seni tradisi, seniman rakyat, wayang orang, reog, ketoprak, semuanya harus hidup kembali dalam rangka merawat, memelihara seni budaya kita." Oleh karena itu, bagi saya, menengok pameran seni ialah upaya merawat dan meruwat tradisi serta bangkit seusai terpuruk pandemi.

Pameran yang saya kunjungi merupakan pameran digelar oleh teman-teman mahasiswa Program Studi Tata Kelola Seni (TKS), Fakultas Seni Rupa, Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta. Pameran berlangsung pada tanggal 17-30 Mei 2022 di Jogja National Museum (JNM)  yang beralamat di Jl. Prof. Dr. Ki Amri Yahya 1, Yogyakarta. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun