Selama masa hidup kita ini, kita tahu bahwa pengalaman yang kita alami membentuk diri kita, baik itu cara berpikir maupun bertingkah laku. Saat menghadapi suatu masalah, secara otomatis otak kita akan mencari "bahan" yang telah kita pelajari dan alami untuk membuat solusi memecahkan masalah tersebut. Bahan ini kita dapatkan entah dari sengaja mempelajari materi maupun secara tidak sadar terserap dari kebiasaan sehari-hari yang kita lakukan. Semua hal tersebut seperti pengalaman, pengetahuan, dan hal-hal lain di dalam diri kita akan membentuk suatu hal yang disebut pola pikir. Pola pikir akan menentukan langkah apa yang akan kita lakukan. Misalnya ada seorang mengeluh tentang sakit kepala. Seorang dokter yang telah melalui proses pembelajaran secara sadar dan terstruktur akan bertanya mengenai pola makan dan aktivitas seorang tersebut. Sementara orang awam yang mungkin akan mengambil kesimpulan dari pengalaman tak sadarnya di waktu kecil dan menyarankan seorang tersebut untuk istirahat. Meski keduanya membantu, "teks" yang mereka gunakan ditulis oleh masa lalu yang berbeda.
Mengapa "Tulisan Lama" Membuat Kita Terhambat?
      Masalah mulai muncul ketika pola berpikir tak sadar yang kita miliki menjadi terlalu kaku. Dimana kita akan terpaku oleh solusi lama yang tidak berubah. Dampak apabila solusi tersebut gagal ialah membuat diri kita frustasi dan buntu. Hal ini jika tidak segera ditangani akan menyebabkan perkembangan diri kita terhambat. Padahal dunia luar bergerak dengan sangat cepat dan menuntut kita memiliki fleksibilitas cara pikir sehingga mudah beradaptasi. Apabila pola pikir kita kaku dan pekembangan diri kita lambat, apa yang tersisa untuk kita nantinya di dunia luar?.
      Penulisan ulang pola pikir bukan berarti kita harus menghapus pengalaman serta pengetahuan masa lalu kita. Lebih tepatnya, kita harus meninjau ulang pengalaman, pengetahuan dan kebiasaan kita. Lalu akan muncul pertanyaan kalian, bagaimana caranya?.
- Merefleksi Diri
Luangkan waktu untuk melihat diri kita. Apa saja asumsi yang secara otomatis muncul saat saya menghadapi suatu masalah?. mengapa saya bereaksi seperti demikian?. kenalilah pola-pola yang terus berulang, mungkin saja hal itu adalah "tulisan lama" yang kehilangan relevansinya.
- Mencoba Hal Baru
Lakukan hal-hal yang tidak biasanya kita lakukan. Misalkan, kita selalu menghindari konflik, cobalah untuk menjadikan konflik tersebut sebuah jalan atau kesempatan untuk mengenal orang lain. Jika kita selalu diam dalam diskusi, cobalah untuk bergabung dan berbicara mengenai subjek diskusi tersebut, utarakan pendapat yang kita miliki. Semakin banyak kita mencoba kebiasaan baru, maka semakin mudah kita menulis ulang "masa lalu".
- Belajar dari Sumber yang Berbeda
Cobalah membaca buku baru yang belum pernah kita pikirkan. Contoh, kita menyukai novel fiksi, bacalah buku non fiksi seperti filsafat. Temui orang dengan latar belakang yang beragam. Berbagai hal ini akan mendorong pola pikir kita menjadi lebih fleksibel dan memperbesar kapasitas pemikiran kita.
      Dengan menulis ulang seluruh "masa lalu" yang tidak relevan dan kaku, kita akan terbebas dari belenggu pola pikir kuno, menghasilkan kepribadian yang lebih mudah menyesuaikan dengan perubahan, lebih kreatif dalam penyelesaian masalah, hingga lebih terbuka terhadap peluang yang mungkin masih tertutup dengan "masa lalu" kita. Pada akhirnya perubahan pola pikir yang lebih modern ini akan membantu kita berkembang dan meraih tujuan serta kesempatan besar tanpa terkekang oleh skenario lama yang tidak lagi relevan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H