Mohon tunggu...
Diah Ayu Lestari
Diah Ayu Lestari Mohon Tunggu... Jurnalis - Traveller

Mahasiswa Akademi Televisi Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen | 15 Menit Kemudian yang Membawa Luka

9 Agustus 2018   10:37 Diperbarui: 9 Agustus 2018   11:30 468
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Karna chat "kengen nih, ketemuan yuk"

15 menit kemudian cowonya dia yang balas, seolah waktu berhenti. Perasaan aku hancur lebur waktu tidak bisa kembali bersama dia. Mungkin kali ini dia benci sama gue karna itu, dia ada masalah sama pacarnya. Dia jadi nangis, dan akupun ga tega lihat dia nangis karena aku bahkan dia gamau kehilangan pacarnya waktu itu, akhirnya dia ngorbanin aku sampe lostcontact.

Gara-gara kalimat itu, aku sama mawar jauh sejauh sabang sampai merauke. Padahal, dia di bekasi aku di jakarta jarak yang super deket tapi terasa sangat jauh.

"udahlah bo, gausah chat2 aku lagi gara2 kamu hubungan aku sama ****** rusak"

Nusuk sampe tulang rasanya dengar kalimat seperti itu.

Diam-diam jari ini selalu stalk dia, lihat storynya, suaranya, mukanya. Sungguh ingin membeli sebuah mesin pemutar waktu untuk memperbaiki hubungan seperti dulu. Ingin rasanya ketemu buat minta maaf. Karena dari dulu sd aku deket sama dia sering main bareng, apa-apa bareng dan semua itu hilang cuma gara-gara ngajak ketemu.

Gak tahu kenapa perasaan aku sekonsisten ini sama dia sampai sekarang walaupun dia gak ada buat aku sekarang, walaupun dia udh lupain aku.

Apakah dia masih ingat ?

Atau bahkan dia udah benci ?

Mandangin foto dia bukan lagi. Setiap hari dia selalu ada di mimpi aku entah itu godaan atau bawaan. Kalaupun ada waktu untuk aku ngobrol sama dia 1 menit saja gak bakal  sia-siakan waktunya.

Dan sekarang yang aku lakukan yaitu diam, jalankan bagaimana kehidupan aku semestinga walaupun hatiku tertinggal disana. Kenapa rindu ini datang selalu membawa nama dia. Diam-diam untuk mencintai dan merelakan itu memang sakit, tapi sebuah perjuangan dengan niat pasti hasilnya akan terbaik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun