Mohon tunggu...
Ida Ayu Istri Arimurti
Ida Ayu Istri Arimurti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Atma Jaya Yogyakarta

just an ordinary girl :)

Selanjutnya

Tutup

Film

Menelisik Industri Film di Negara Gajah Putih

16 September 2024   19:53 Diperbarui: 16 September 2024   20:41 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: laotiantimes.com

Film sejatinya sebuah gambar yang bergerak dan memuat suatu cerita (Astuti, 2022, h.5). Industri perfilman merupakan industri besar yang mengalami perkembangan dalam setiap zaman. Pada awal kemunculannya, suatu film tidak berwarna dan tidak bersuara. Sejalan dengan perkembangan teknologi, film pun turut berkembang dengan munculnya film bersuara pada tahun 1920-an dan film berwarna pada tahun 1930-an (Astuti, 2022. h.7).  

Saat ini film telah banyak berubah, kebanyakan orang hanya mengenal film yang berasal dari beberapa negara, contohnya Amerika, Korea Selatan, dan India. Tak bisa dipungkiri, film-film yang berasal dari  negara tersebut berhasil mendominasi industri perfilman. Siapa yang tak kenal dengan film action buatan Amerika dengan visual yang memanjakan mata penonton? Tentu hampir seluruh umat manusia mengetahuinya. Tak kalah famous, film-film dari Korea Selatan juga banyak dikenali dengan genre drama dan romance yang khas. Begitu pula dengan film durasi panjang khas India, tidak lain dan tidak bukan ialah film bollywood. 

Di sisi lain, perlu diingat industri film tak hanya tentang Amerika, Korea Selatan, dan India. Negara lain pun turut berkontribusi dalam mengembangkan karya-karya film, Thailand salah satunya.

Negara Gajah Putih ini mengalami pasang surut pada industri perfilman. Genre horror menjadi permulaan dalam industri film Thailand, judul film horror yang terkenal saat itu adalah "The Story of Nang Nak" (1959). Seiring berjalannya waktu dan berkembangnya teknologi yang mendukung, industri film Thailand turut berkembang. Baru-baru ini, Thailand menggemparkan industri perfilman dunia atas keberhasilan film "How To Make Millions Before Grandma Dies" (2024). Film yang disutradarai oleh Pat Boonnitipat ini berhasil membuat penonton tersentuh dan menjadi film Thailand terlaris sepanjang masa di Indonesia dengan tembus hingga 3 juta penonton. Dilansir dari IDN TIMES dari situs web idntimes.com dengan judul "5 Karya Pat Boonnitipat, Ada How to Make Millions Before Grandma Dies", Pat Boonitipat juga menyutradarai drama terkenal dengan genre thriller yang berjudul "Bad Genius" (2020). 

Ada pula film dengan genre horror komedi yang berjudul "Pee Mak" (2013), yang saat ini telah mengalami proses remake di Indonesia dengan judul "Kang Mak from Pee Mak" (2024). Film ini dibintangi oleh aktor dan aktris terkenal yakni Mario Maurer dan Davika Horne. Dilansir dari CNN Indonesia dari situs web cnn.id dengan judul "Kang Mak (from Pee Mak) Tembus 1,2 Juta Penonton Usai Tayang 4 Hari", remake dari film ini juga berhasil menarik perhatian penonton dan berhasil meraih 1,2 juta penonton setelah tayang 4 hari di Indonesia. Latar belakang dan alur cerita yang relevan dengan keadaan penonton menjadi salah satu kelebihan dari film-film Thailand.

Teknologi juga memiliki kontribusi dalam proses produksi, distribusi, promosi, dan eksibisi, serta konsumsi (Astuti, 2022, h.47). Jika melihat dari sisi produksi dan pasca produksi, teknologi sangat membantu dalam industri film yang mana membuat audio dan visual suatu film menjadi lebih baik. Teknologi juga menjadi dasar perubahan pola promosi, eksibisi, serta konsumsi film saat ini. Sebagai contohnya film "How To Make Millions Before Grandma Dies" (2024) yang dipromosikan melalui media sosial hingga turut tayang di Netflix. Begitu pula dengan drama "Bad Genius" (2020) yang tayang di platform  streaming seperti WeTV, Iflix, dan Vidio. Ini membuat penonton memiliki akses yang lebih mudah dalam menjangkau film. 

Fenomena ini telah menunjukkan bagaimana suksesnya perkembangan industri perfilman Thailand. Meskipun begitu, industri film Thailand juga menghadapi berbagai tantangan. Pada level dunia, masih sedikit film Thailand yang mampu menembus pasar global layaknya film-film asal Amerika, Korea Selatan, dan India. Kemudian anggaran menjadi tantangan lain dalam memproduksi sebuah film, hal ini dialami oleh berbagai negara termasuk industri perfilman Thailand. Tantangan-tantangan tersebut justru bisa menjadi evaluasi bagi pelaku industri film Thailand agar dapat meningkatkan kualitas produksi film.

Referensi: 

Astuti, R. A. V. (2022). Filmologi Kajian Film. Yogyakarta: UNY Press.

Maulida. 2024. 5 Karya Pat Boonnitipat, Ada How to Make Millions Before Grandma Dies. idntimes.com. Diakses dari https://www.idntimes.com/hype/entertainment/nawa-maulida-1/karya-pat-boonnitipat-ada-how-to-make-millions-before-grandma-dies-c1c2, pada tanggal 16 September 2024

n.d. 2024. Kang Mak (from Pee Mak) Tembus 1,2 Juta Penonton Usai Tayang 4 Hari. cnn.id. Diakses dari https://www.cnn.id/hiburan/20240819124237-220-1134787/kang-mak-from-pee-mak-tembus-12-juta-penonton-usai-tayang-4-hari, pada tanggal 16 September 2024

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun