Mohon tunggu...
D. Rifanto
D. Rifanto Mohon Tunggu... Konsultan - Membaca, menulis dan menggerakkan.

Tinggal di Sorong, Papua Barat. Mempunyai ketertarikan yang besar pada isu literasi dan sastra anak, anak muda serta pendidikan masyarakat. Dapat dihubungi melalui dayurifanto@gmail.com | IG @dayrifanto

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Resep Menulis Esai Beasiswa (LPDP)

15 September 2023   09:54 Diperbarui: 10 Juni 2024   14:15 394
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi menulis esai. Sumber: kompas.id

Pertanyaan “mengapa” memantik beragam jawaban, tetapi pada prinsipnya dia berhubungan dengan alasan kita kembali ke sebuah tempat. Karena kuliah pada umumnya mencakup dua hal besar selain belajar untuk mendapatkan pengetahuan, juga nantinya pengetahuan itu digunakan untuk apa. Biasanya ada sebuah masalah perlu kita selesaikan, dan dengan demikian kuliah menjadi ruang belajar, mencari pengetahuan, jejaring dan bekal agar siap “bertarung” dengan persoalan itu, saat kembali ke daerah. Itu sebabnya, bisa juga persoalan, sudah kita angkat di bagian ini. Selain kita bisa menambahkannya dengan menjelaskan juga tentang latar belakang diri, keluarga, kuliah dan pekerjaan.

Soal kedua adalah persoalan tentang apa aksi kita saat sudah selesai kuliah. Tentu saja, akan sangat konsisten jika kita bisa melanjutkan aktivitas kita sebelumnya, atau memperkuat yang sudah dilakukan. Artinya bahwa ini bisa saja memperluas, mempertajam, memperbaiki, menambah atau pada pokoknya berbicara soal pengembangan aksi sebelumnya. Saya selalu melihat bahwa, semakin kita bisa menarik benang merah dari masalah sebelumnya, dan apa yang akan kita lakukan pada saat selepas kuliah, menjadi sebuah hal penting dalam penulisan kita. Pada bagian ini, aksi tersebut bisa sifatnya individual hingga berkelompok. Baik pekerjaan formal, maupun sosial.

Pada bagian ketiga, soal kontribusi bagi Indonesia, saya maknai menjadi apa dampak dari yang telah kitalakukan selepas kuliah. Manfaat dan dampak dari penguatan kegiatan atau rencana yang akan kita lakukan selepas kuliah dapat kita jelaskan di sini. Bahkan boleh saja menuliskan manfaat jangka pendek-menengah-panjang, di sisi lain bisa juga secara umum menjelaskan manfaat dan dampaknya saja. Itu juga boleh.

Secara umum, saya menganalogikan pertanyaan ini dalam kerangka yang bisa saya pahami. Dan kerangka itu adalah kerangka berpikir logis, atau logic model. Di mana ada pembagian dari input-proses-output-outcome sampai pada impact. Tentu saja, teman-teman bisa membaca lebih mendalam tentang logic model. Atau, jika minat menonton rekaman penjelasan saya, tentang esai dalam kelas bersama sebuah inisiatif beasiswa Punya Arti, bisa dilihat di sini https://www.youtube.com/watch?v=sSiYDIdcDIg&t=444s

Dalam struktur penulisan pada umumnya, terdapat pembukaan, isi, dan penutup. Setelah kita menemukan tiga jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan dalam esai tersebut, langkah selanjutnya adalah menyiapkan paragraf pembuka sebagai pintu masuk untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam esai, dan paragraf penutup sebagai kesimpulan dari tulisan kita yang merujuk pada jawaban sebelumnya.

Tentu saja, saya juga menyarankan teman-teman peserta untuk menyiapkan semacam outline dari masing-masing bagian. Outline nantinya menjadi panduan dalam penulisan. Bahkan, jika mau semakin ketat, maka setiap bagian sudah ditentukan jumlah katanya. Sehingga urutannya menjadi, buat kerangka tulisan itu menjadi struktur pembuka, isi dan penutup. Di mana setiap bagian ada jumlah maksimal kata yang kita jadikan rujukan, sebagai batasan dalam penulisan. Outline juga membantu kita melihat benang merah dari tulisan sendiri. Nyambung nggak? Kira-kira begitu.

Dalam kelas-kelas pendampingan menulis esai, kerap saya meminta peserta seolah-olah menjadi pereview esai. Sebelumnya, agar dramatis saya sampaikan bahwa mereka ini orang-orang pilihan, rata-rata bergelar doktor, dengan beragam kesibukan dan latar belakang. Juga sudah kenyang makan banyak tulisan. “Teman-teman pereviwer ini akan memeriksa banyak berkas dalam waktu tak leluasa. Jika dirasa menarik, memikat maka pemilik isian dan registrasi tersebut akan anda undang untuk seleksi selanjutnya.” Kemudian saya meminta mereka membaca jawaban-jawaban yang diisi sambil lalu, pendek-pendek, atau panjang-panjang. Jawaban yang klise serta penuh dengan paragraf tidak saling terhubung yang tak menjawab pertanyaan esai. Lebih jelek lagi, disertai dengan kesalahan ejaan, typo di sana-sini.

Dan ketika saya tanya, bagaimana menurut Anda?

Sio mamae. Mampus sudah, esaimu dikoyak-koyak reviewer.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun