Mohon tunggu...
D. Rifanto
D. Rifanto Mohon Tunggu... Konsultan - Membaca, menulis dan menggerakkan.

Tinggal di Sorong, Papua Barat. Mempunyai ketertarikan yang besar pada isu literasi dan sastra anak, anak muda serta pendidikan masyarakat. Dapat dihubungi melalui dayurifanto@gmail.com | IG @dayrifanto

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Gresela Titiahy: Kegagalan Bukan Akhir Segalanya

14 Januari 2022   18:37 Diperbarui: 14 Januari 2022   18:41 245
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Jadi, kita harus percaya bahwa setiap kegagalan bukanlah akhir dari segalanya, melainkan semangat baru untuk menggapai tujuan kita, asalkan kita terus berjuang"

Gres Titiahy mulai suka membaca ketika duduk di bangku SMA. Anak muda yang biasa dipanggil Gege ini, dikenalkan pada genre novel oleh sahabat satu kelas bernama Ayu Veronika Worait, yang sangat suka membaca novel. 

Saat itu, Ayu membaca novel yang berkisah kehidupan anak remaja seumuran mereka. "Saat melihat dia membaca novel, sejujurnya saya berpikir bahwa itu membosankan karena terdiri dari ratusan halaman. Namun, karena penasaran dengan alur cerita dari novel tersebut." Jelas Gege.  Dirinya pun mulai membaca sebuah novel berjudul "Dear Nathan."

Ada perasaan "wow" begitu membaca buku tersebut, yang langsung mengingatkan saya pada sebuah ungkapan begitu terkenal dari seorang Archimedes "eureka," ketika ia dipusingkan pertanyaan Raja Hierro II yang mencurigai pembuat mahkotanya menipunya. 

Sebuah jawaban yang akhirnya ditemukan saat Archimedes melalui prosesi berendam di bak mandi. "Aku menemukannya" begitu teriak Archimedes.

Dalam kasus Gege,  saya membayangkan rasa "wow" itu menjadi "aku menemukan keseruan membaca!" begitu, kalau ia mau teriak. Tapi sepertinya keseruan itu bermain di kepalanya, melalui pikirannya. Begitu tersihir novel, ia habiskan dua hari melahap habis buku setebal empat ratusan halaman itu.

Untung saja, ada kawan yang membantunya jatuh cinta pada membaca. Sebab ketika mengenang masa kecil dulu "sedangkan dulu waktu kecil, sejujurnya saya tidak memiliki buku yang menarik untuk dibaca. 

Orang tua juga tidak memperkenalkan buku-buku anak. Oleh sebab itu saya kurang suka membaca. Membaca hanya ketika hari ujian tiba." Sehingga kalau ujian selesai, dia tidak akan membaca lagi.

Kita bisa bilang bahwa membaca buat Gege dahulu hanya untuk mencari nilai ujian yang baik, bukan karena membaca itu bisa jadi dasar penting bagi kehidupan nantinya sekaligus sebuah kegiatan menyenangkan. Tetapi itu dulu, lain sekarang. Bersyukur, ada jalan membuatnya suka membaca.

Beberapa waktu lalu ia senang membaca "The Land of Stories : Worlds Collide" yang ditulis Chris Collfer. Dia menyukainya karena melalui novel ini, ia merasa belajar tentang "Happily Ever After."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun