Mata Kota yang Beku
Anak jalanan berselimut gerimis
Menemani hujan yang tak henti mengiris
Seperti obrolan yang terus beradu
Tak hanya membawa lumpur juga kelu dan kelabu
Ada yang terbuai pada deras yang ritmis
Bagi yang lain ia hadirkan sedih dan tangis
Melihat rumah kawan terendam sebahu
Tak hanya bawa benalu juga pilu bertalu
Hujan lebat yang menderu dan terus melaju                                                            Â
Mengapungkan sampah mata kota yang ragu
Melabuhkannya di jalanan yang beku
Hati jernih menjelma sembilu
Aku bertanya : Â
Apa guna punya kota yang maju
Jika hujan, banjir selalu datang bertamu?
(Dayu Rifanto - Sorong 18 Sept 2021)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H