Mohon tunggu...
D. Rifanto
D. Rifanto Mohon Tunggu... Konsultan - Membaca, menulis dan menggerakkan.

Tinggal di Sorong, Papua Barat. Mempunyai ketertarikan yang besar pada isu literasi dan sastra anak, anak muda serta pendidikan masyarakat. Dapat dihubungi melalui dayurifanto@gmail.com | IG @dayrifanto

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Puisi: Mata Kota yang Beku

5 November 2021   07:29 Diperbarui: 11 November 2021   21:05 316
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi banjir yang merendam sebuah kota. Sumber: PxHere.com

Mata Kota yang Beku

Anak jalanan berselimut gerimis

Menemani hujan yang tak henti mengiris

Seperti obrolan yang terus beradu

Tak hanya membawa lumpur juga kelu dan kelabu

Ada yang terbuai pada deras yang ritmis

Bagi yang lain ia hadirkan sedih dan tangis

Melihat rumah kawan terendam sebahu

Tak hanya bawa benalu juga pilu bertalu

Hujan lebat yang menderu dan terus melaju                                                                                                                       

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun