Mohon tunggu...
D. Rifanto
D. Rifanto Mohon Tunggu... Konsultan - Membaca, menulis dan menggerakkan.

Tinggal di Sorong, Papua Barat. Mempunyai ketertarikan yang besar pada isu literasi dan sastra anak, anak muda serta pendidikan masyarakat. Dapat dihubungi melalui dayurifanto@gmail.com | IG @dayrifanto

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Teladan Membaca

31 Oktober 2021   19:20 Diperbarui: 31 Oktober 2021   19:24 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : Taman Baca Masyarakat PinjamPustaka-Sorong

"Saya menyukai membaca semenjak sekolah di SD YPK 1 Syaloom Klademak III Kota Sorong" begitu pesan Kak Meilona Ch. Sadury Ramar, pada saya.

Secara rutin, setiap Sabtu semenjak dua bulan lalu atau sekitar pertengahan Agustus, sa perhatikan ia kerap datang membawa anak-anaknya atau beserta teman-teman anak-anaknya, datang ke taman baca yang kami kelola.

"Pada saat jam istirahat,saya selalu mengunjungi perpustakaan hingga jam istirahat selesai. Di perpustakaan saya senang membaca buku cerita, dongeng.

Ada satu buku yang paling saya gemari dan masih ingat sampai sekarang. Buku cerita tentang pohon kelapa yang serba guna" lanjutnya.

Karena selalu berkunjung secara rutin, dan membaca buku-buku cerita anak dari Papua. Ia jadi punya keinginan menulis buku.

"Oh iya Kak, karena selalu berkunjung dan membaca buku cerita anak dari Papua, saya jadi punya keinginan untuk menulis buku cerita anak dari beberapa daerah di Papua yang pernah saya kunjungi bersama anak-anak saya ketika berlibur."

Rasa peduli sepertinya yang membuat ia rajin mengunjungi perpustakaan.
"Saya seringkali memberikan pandangan untuk anak-anak saya, juga keponakan. Bahwa saat ini adalah waktu emas kalian. Mengapa? Karena apa yang kamu lakukan di hari ini, menentukan hidupmu di 20 atau 30 tahun kemudian"

Ia juga membagikan keprihatinannya bahwa di masa yang akan datang, kehidupan bisa jadi lebih menantang, karena kemajuan teknologi dan yang lainnya. Bayangkan, bagaimana jadinya ketika anak-anak kita di masa sekarang, tidak bersiap menghadapi masa depan tersebut?

"Oleh karena itu, saya ingin memberikan contoh kepada anak-anak untuk membaca dan dengan tujuan membentuk kebiasaan membaca dalam diri anak-anak. Walaupun saya harus mengeluarkan biaya transport dan snack, karena mengajak anak-anak tersebut, tetapi itu tidak mengurangi rasa peduli saya untuk generasi kita ke depan."

Saya ingat, beberapa waktu lalu ia berkunjung bersama kedua anaknya. Dan sekaligus ia mengunggah foto mereka bertiga pada laman media sosialnya, ketika sedang bertualang dengan bacaan masing-masing, beserta quotes "Anak-anak lebih membutuhkan contoh, dibanding kritik" (Dayu Rifanto)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun