Mohon tunggu...
D. Rifanto
D. Rifanto Mohon Tunggu... Konsultan - Membaca, menulis dan menggerakkan.

Tinggal di Sorong, Papua Barat. Mempunyai ketertarikan yang besar pada isu literasi dan sastra anak, anak muda serta pendidikan masyarakat. Dapat dihubungi melalui dayurifanto@gmail.com | IG @dayrifanto

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Dari Penakut Menjadi Pemberani

21 Oktober 2021   11:19 Diperbarui: 19 Juli 2024   16:36 837
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Dokumentasi pribadi

Pilihan menyelam dan melepaskan kail itu memicu kejadian ikutan, sebuah adegan bawah laut yang mendebarkan, dan tak disangka -- sangka, baik oleh Yanes, maupun ayahnya serta seorang teman bernama Piet, yang ikut serta pada perahu mereka sore itu. Kejadian mendebarkan itu pula yang akhirnya menjadi sebuah cerita umum di kampung Yanes, dan  mengubah sudut pandang semua orang pada Yanes. Ia dikenal sebagai si penakut yang menjadi pemberani. Pada malam ketika kejadian itu telah berlalu, sang ayah  meminta pendapat Yanes, apakah Yanes bersedia untuk menjaga kamar orang tuanya. Yanes merasa, baru kali ini ayahnya meminta pendapatnya. Mungkinkah karena peristiwa di laut tersebut ? Entahlah.

Apa yang membuat saya menyukai buku tipis ini, itu karena kita juga dibawa berkenalan dengan karya dari seorang misionaris legendaris di Papua, bernama IS Kijne. C. Akwan, dalam teks cerita." Ayah Yanes dengan sabar, mengingatkannya dengan "Kau ingat akan kata -- kata yang dicetak miring dalam Kawan-Kawan Kita?" tanya ayahnya. "Tentang Maria kecil yang takut saat mencari ikan dan takut gelap juga?" (Hal 55) -- seperti yang kita tahu, "Kawan-kawan Kita" adalah salah satu cerita anak yang ditulis oleh IS Kijne, selain cerita "Kota Emas : Kisah Tom dan Regi" juga yang lainnya adalah "Surat vor Wasja" yang menggunakan bahasa Biak.

Selain itu, buku ini menghadirkan suasana pada sebuah kampung di Papua, tepatnya di daerah Teluk Wondama, daerah di mana kampung Yende merupakan kampung sang penulis yang membawakan konteks jaman tersebut pada kita sekarang. Saya pun segera membayangkan kehidupan Yanes dan keluarganya, begitu dekatnya mereka pada alam, dan betapa melimpahnya beragam jenis ikan di lautnya. Yanes dari penakut, menemukan cara dan kejadian yang akhirnya membuatnya menjadi berani. Ternyata rasa takut bisa jadi lebih besar dari apa yang ia alami, dan ia berhasil mengalahkan rasa takutnya.

Sumber: Dokumentasi Pribadi
Sumber: Dokumentasi Pribadi

Lewat buku ini juga, penulis seolah mengkampanyekan literasi karena pada salah satu adegan dalam buku, kita melihat Yanes mendapat hadiah dari orang tuanya, berupa buku. Sebuah kampanye literasi yang menarik, hadir pada buku ini sebagai contoh. Kita juga bisa berkenalan dengan seorang penulis asal Papua. Sependek pengetahuan saya, buku cerita anak yang berlatar Papua, begitu sedikit penulis dari Papua yang menulisnya. Besar dugaan saya, Pak C. Akwan adalah salah satu pionir penulis cerita anak dari Papua.

Akhirnya, saya percaya tidak hanya anak -- anak, tapi orang dewasa pun dapat larut membaca dan bisa belajar banyak dari cerita ini.

Malam itu, sebelum menguap panjang dan menutup mata cepat dan tertidur Yanes pun berdoa, Tuhan, diamlah dalam hati tetanggaku! Tuhan, diamlah dalam hari ayah dan ibu serta kakak-kakakku!

Tuhan, diamlah dalam hatiku!

**

Judul : Yanes, Penakut yang Menjadi Pemberani
Penulis : C.Akwan

Terbit : 1982

Penerbit : Dep. P dan K (Inpres No.4 tahun 1982)

32 Halaman

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun