Kita seringkali mendengar kata "konflik”, kata yang bagi sebagian orang memberikan makna negatif dan tidak pernah memiliki ujungnya atau jika berujung pun hanya diirngi dengan tindakan anarkis. Konflik juga dialami oleh berbagai kalangan,tak hanya masyarakat biasa.
Tapi sebenarnya bisakah konflik yang selama ini terjadi dihentikan?
Menurut konflik berasal dari kata kerja latin yaitu "configure" yang berarti "saling memukul". Secara sosiologis konflik bisa diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan cara menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya.
“ tidak satu pun masyarakat yang yang tidak pernah mengalami konflik antar anggotanya atau dengan kelompok masyarakat lainnya, konflik akan hilang bersamaan dengan hilangnya masyarakat itu sendiri”.(Max Weber)
Jadi dengan begitu mungkin kita akan terus dihadapkan dengan berbagai konflik.Konflik pun memiliki cakupan yang luas salah satunya konflik di bidang politik. Menjelang Pilkada serentak yang akan berlangsung pada februari mendatang sudah dipastikan akan terjadi beragam konflik, namun kita berharap dalam pilkada 2017 nanti banyak ditemukan “konflik sehat” bukan malah kampanye sara dengan mengangkat unsur ras,suku,budaya dan agama.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H