Mohon tunggu...
Dedi Priyanto
Dedi Priyanto Mohon Tunggu... -

Sederhana saja

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pesantren Ma’had Al-Muqoddasah

25 Mei 2012   04:00 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:49 843
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="" align="aligncenter" width="545" caption="Saya dan Guru-guru "][/caption] Malam hari ketika saya sedang di Ponogoro, salah seorang UPT Dinas Pendidikan datang menjumpai saya di tempat saya menginap, dia membawa kabar bahwa guru-guru dari salah satu pesantren di Ponorogo meminta agar saya berkunjung ke tempatnya. Mereka meminta saya untuk melihat keadaan sekolahnya yang kurang dari harapan, agar saya bisa memberi kabar ke Kementerian Pendidikan bahwa masih ada sekolah yang membutuhkan bantuan. Pesantren itu bernama Ma’had Al-Muqoddasah. Terletak di Nglumpang Mlarak Ponorogo Jawa Timur, yang hanya berjarak sekitar 200 meter dari Pondok Pesantren Modern  Gontor, Ma’had Al-Mudoddasah merupakan pondok pesantren yang di dalamnya terdiri dari siswa SD dan SMP. Lembaga pendidikan Islam swasta ini mempunyai tujuan mencetak generasi Qur’aniy, yaitu generasi yang tidak hanya mampu membaca Al-Qur’an, namun mampu juga memahami serta mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Ma’had Al-Mudoddasah diresmikan pada tanggal 18 oktober 1992, dengan para pengajar merupakan alumni Ma’had Tahfidh Al-Qur’an dari berbagai daerah di Indonesia, diantaranya dari kota Malang, Kudus, Jepara, Pati, Sulawesi, Bogor, Demak, Purwodadi dan lain-lain. Sedangkan pengajar pendidikan formal SD dan SMP adalah para sarjana dari berbagai perguruan tinggi dan alumni Pondok Darussalam Gontor Ponorogo.

kelas belajar tidak memiliki pintu
kelas belajar tidak memiliki pintu
Ketika saya di sana, saya banyak diceritakan tentang keberhasilan sekolahnya membawa muridnya melanjutkan kejenjang yang lebih tinggi ke sekolah-sekolah di dalam maupun luar negeri. Diantaranya ke LIPIA Jakarta, PTIQ Jakarta, IIQ Jakarta, Universitas Muhammadiayah Yogyakarta, Universitas Brawijaya, ISID Gontor, Universitas Al-Azhar Mesir, Turkey, Al Jami’ah Al-Islamiyyah Bil Madinah Al-Munawwaroh, dan lain-lain.

[caption id="" align="aligncenter" width="518" caption="suasana belajar santri wanita"]

suasana belajar santri wanita
suasana belajar santri wanita
[/caption]

Di sana saya ditunjuki dan dijelaskan segalanya tentang Ma’had Al-Mudoddasah, sekolah tersebut sungguh luar biasa dan membuat saya kagum, ketika saya datang ke Masjid yang digunakan juga untuk pembelajaran kelas 1 dan 2 SD, murid-murid yang berasal dari Jakarta dipanggil dan disuruh cium tangan ke saya. Wah wah wah… jadi terharu. [caption id="" align="aligncenter" width="576" caption="Kelas Darurat"]

Kelas Darurat
Kelas Darurat
[/caption] Lalu saya di ajak ke kelas dari kelas 3 sampai kelas 6, yang kelasnya tidak ada pintu sehingga angin gampang sekali mengganggu suasana belajar. Ada juga murid SMP sedang belajar dan praktikum di bawah tenda, tendanya mirip tenda kawinan. Saya juga diajak melihat tanah sekolahnya yang begitu luas namun belum dimanfaatkan karena tidak mempunyai dana untuk pembangunan.

[caption id="" align="aligncenter" width="576" caption="Lahan sekolah yg belum dimanfaatkan"]

Lahan sekolah yg belum dimanfaatkan
Lahan sekolah yg belum dimanfaatkan
[/caption] Telp/Fax Ma’had Al-Muqoddasah : (0352) 311716

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun