Surabaya, 17 Januari 2025 -- Pemuda Karang Taruna Ika Patra Surabaya, bersama dengan mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya, telah melaksanakan sebuah program inovatif dalam upaya mitigasi banjir di kampung-kampung Surabaya. Melalui inisiatif Kampung Tanggap Banjir, mereka memperkenalkan teknologi Biopori Jumbo 3 In 1 sebagai solusi untuk mengatasi masalah banjir yang kerap terjadi di kawasan tersebut.
Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya pemuda dalam menghadapi bencana banjir yang sering melanda permukiman padat di Surabaya, dengan melibatkan teknologi ramah lingkungan yang dapat meningkatkan daya serap tanah terhadap air hujan. Teknologi Biopori Jumbo 3 In 1 merupakan sebuah inovasi yang menggabungkan tiga fungsi dalam satu lubang biopori: sebagai resapan air, pengolahan sampah organik, dan ruang untuk penanaman tanaman yang memiliki daya serap air lebih besar.
Kegiatan ini bertujuan untuk mengurangi genangan air dan memperbaiki kualitas lingkungan dengan melibatkan masyarakat setempat dalam pembuatan biopori. Setiap lubang biopori yang digali memiliki diameter lebih besar dibandingkan dengan biopori konvensional, memungkinkan penyerapan air yang lebih efektif.
Ketua Karang Taruna Ika Patra, teknologi biopori ini tidak hanya bertujuan mengatasi masalah banjir, tetapi juga mengedukasi warga untuk lebih peduli terhadap pengelolaan sampah organik. Sampah organik yang sebelumnya menjadi permasalahan lingkungan kini dapat dimanfaatkan untuk pembuatan kompos yang bermanfaat bagi tanaman dan kualitas tanah.
Program ini didukung oleh mahasiswa KKN Untag Surabaya yang membantu dalam penyuluhan dan pelatihan kepada warga terkait cara pembuatan biopori yang benar. Pelatihan ini mencakup pengenalan tentang pentingnya resapan air, serta cara memanfaatkan sampah organik yang dihasilkan warga sehari-hari.
Proses pelaksanaan dimulai dengan sosialisasi kepada warga mengenai pentingnya upaya mitigasi banjir dan cara pembuatan biopori. Para pemuda Karang Taruna Ika Patra bekerja sama dengan mahasiswa KKN Untag untuk mendampingi warga dalam menggali lubang biopori di berbagai titik strategis di kampung. Setiap lubang biopori yang digali berfungsi untuk meningkatkan resapan air, yang diharapkan dapat mengurangi potensi genangan banjir setelah hujan.
Selain itu, para peserta juga diajarkan untuk mengelola sampah organik, seperti sisa-sisa daun, sampah dapur, dan bahan organik lainnya, yang dapat dimasukkan ke dalam lubang biopori untuk mendukung proses dekomposisi dan pembuatan kompos. Dengan cara ini, tidak hanya masalah banjir yang dapat diatasi, tetapi juga dapat mengurangi volume sampah yang berakhir di tempat pembuangan akhir (TPA).
Mahasiswa KKN Untag juga memberikan pelatihan kepada warga mengenai cara memilih lokasi yang tepat untuk membuat biopori, agar hasil yang didapat lebih optimal. Setiap warga didorong untuk membuat minimal 5 hingga 10 lubang biopori di sekitar rumah mereka.
Program Kampung Tanggap Banjir ini tidak hanya berfokus pada pembuatan biopori. Pemuda Karang Taruna Ika Patra bersama mahasiswa KKN Untag juga melibatkan warga dalam menjaga kebersihan lingkungan serta melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap efektivitas biopori dalam menangani genangan air setelah hujan. Dalam evaluasi pertama, hasil menunjukkan adanya pengurangan signifikan terhadap volume air yang menggenang di kampung tersebut.