Mohon tunggu...
Lyfe

Sepotong Cerita Manis Hidupku

16 Mei 2016   20:43 Diperbarui: 17 Mei 2016   10:40 631
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jakarta adalah tempat kelahiranku, tepatnya tanggal 29 September di tahun 1995. Rumah Sakit Fatmawati Jakarta mencatat hari kelahiranku. Pada hari Jumat pukul 12.00 WIB, ibuku bertaruh hidup untuk melahirkanku. Bagi ibu, hari kelahiranku adalah pengalaman termanis dalam hidupnya, karena ia melahirkan anak pertamanya. Rintangan yang dihadapi oleh ibu dan ayahku tidaklah mudah. Di kala siang hari, ibuku merasakan hal yang ganjil di kandungannya. Ya, mungkin sudah tiba waktunya untuk mengeluarkanku, pikirnya. Ayah dan ibuku segera bergegas menyiapkan segala keperluan yang mungkin nanti akan dibutuhkan.

Pada tahun itu, ayah dan ibu belum memiliki kendaraan bermotor, sehingga harus menggunakan alat transportasi umum untuk sampai ke Rumah Sakit Fatmawati. Ayah bersikeras untuk melahirkanku di Rumah Sakit Fatmawati, karena ia sangat khawatir putri pertamanya tidak mendapatkan pelayanan yang baik dan takut kemungkinan terjadi hal yang buruk. Rupiah di kantongnya tidak banyak, oleh sebab itu untuk biaya kelahiranku kedua orang tuaku menabung hingga kira-kira tercukupi.

Tetapi ekspektasi tinggi yang ayahku punya, sekejap memburuk karena istrinya yang mau melahirkan pada waktu itu tidak dilayani dengan baik. Alasannya, karena tepat pada waktu seluruh pekerja rumah sakit sedang makan siang dan berisitrahat, alhasil yang menangani ibuku adalah seorang pekerja yang sedang dalam masa pelatihan. Mau tidak mau ayahku harus terima dan menyimpan kegeramannya. Yang terpenting baginya adalah istri dan putrinya selamat dan sehat.

Hasil jahitan yang cukup banyak akibat salah posisi melahirkan, lahirlah seorang bayi perempuan dengan berat 3.7 kg dan tinggi 52 cm. Bayi ini menjadi titipan berharga bagi kedua orang tuaku. Namun, kebingungan terjadi saat ingin memberi nama untukku. Ibu sudah menyiapkan nama. “Hanna” yang artinya perempuan manis dan takut akan Tuhan adalah nama yang ibu ingin berikan untukku, ia berharap putri pertamanya bisa seperti arti nama Hanna. Tetapi ayahku tidak setuju. Bagi ayah, itu adalah nama yang sudah sering digunakan, ia tidak mau nama anaknya adalah nama yang istilahnya “pasaran”.

Kemudian ia mengusulkan nama “Dayanara”. Ibu merasa aneh sekali dengan nama ini. Pikirnya ini adalah nama yang tiada arti. Ayah berusaha menjelaskan arti “Dayanara”, ia menjelaskan bahwa nama ini ia dapatkan dari surat kabar yang dibacanya. Dayanara adalah seorang publik figur dunia yang masa kecilnya sangat sederhana, tetapi karena semangat dan kerja kerasnya, Dayanara dapat mengangkat derajat hidup orang tuanya dan memiliki kondisi hidup yang lebih baik. 

Sempat ada debat antara ayah dan ibu hanya karena nama putri pertama mereka ini. Tetapi karena ayah bersikeras untuk menamai putri sulungnya “Dayanara”, ibu pun menyetujui. Dayanara Simamora, itulah nama yang selama 20 tahun ini ku pakai. Daya yang artinya kekuatan dan Nara adalah pemanisnya.

Hidup 8 tahun serba sederhana di Jakarta, mengajariku banyak hal. Mulai dari bersyukur, berhemat, hingga menumbuhkan ambisiku untuk bisa bangkit. Aku bersyukur saat orang tuaku tidak memiliki banyak harta, tetapi mereka selalu berusaha untuk memberikan yang terbaik bagi putrinya khususnya di bidang akademik. Dengan uang pas-pasan, ayah dan ibuku menyekolahkanku di Taman Kanak-kanak Santa Maria Depok, Jawa Barat. Setiap pagi, ayah harus mengayuh sepedanya karena aku selalu terlambat bangun pagi yang membuat aku tidak pernah dapat kesempatan menggunakan mobil sekolah yang setiap pagi menjemputku di depan gang rumahku.

Lulus dari Taman Kanak-kanak, aku melanjutkan studiku ke Sekolah Dasar 021 Mekar Jaya Depok. Sekolah yang tidak jauh dari rumah kontrakanku. Setiap pagi aku berangkat sekolah dengan semangat bersama sahabatku Anissa. Berjalan kaki tidak membuat kami lelah, bahkan kami menjadi lebih akrab dan memiliki banyak ide untuk bisa bermain selama perjalanan pergi ataupun pulang sekolah. Hingga naik ke kelas 2 SD, puji Tuhan aku mendapatkan beasiswa dari juara 1 umum kelas 1- kelas 2 di sekolah. Tetapi sayangnya, aku dan keluargaku harus pindah ke Balikpapan, Kalimantan Timur. Aku dan ayahku mengurus surat pindahku dan pada bulan Juli, aku pergi tanpa sempat berpamitan dengan Anissa. Sedih sekali rasanya.

Pada tanggal 22 Juli 2003, aku sampai di tanah Kalimantan ini. Hatiku sedih bercampur kesal. “kota apa ini? Tidak menarik. Namanya saja sudah tidak menarik. Apa itu Balikpapan? Papan di Balik?” dan masih banyak umpatan lainnya dalam hati. Aku merindukan Anissa, aku merindukan keluarga besarku di Jakarta. Namun, lambat laun aku sudah terbiasa dan berangsur-angsur melupakan Anissa karena tidak memiliki kontak yang dapat aku hubungi.

Jalan Bunga Rampai No. 39 adalah alamatku sekarang. Rumah yang sederhana dan nyaman sudah ku tinggali selama 13 tahun. Di Balikpapan, aku melanjutkan sekolah dasarku di bangku kelas 3 SDN 007 Gunung Sari Ilir. Kemudian melanjutkan studi ke SMPN 2 Balikpapan dan selanjutnya SMAN 1 Balikpapan jurusan IPS. Hingga bangku kelas 12, ajaran otoriter tetapi santai yang diterapkan orang tuaku membuat aku memiliki ambisi untuk bisa setidaknya mencapai ranking sepuluh besar di kelas, itupun terkadang tidak tercapai.

Tahun 2013 adalah tahun yang membuat aku cukup bimbang dan sedih. Tahun dimana harus meniggalkan masa sekolah yang asik dan menyenangkan. Tahun terakhir merasakan lusuhnya seragam karena tambahan bimbingan belajar. Tahun dimana memutuskan hendak melanjutkan hdup bagaimana. Kuliah atau bekerja. Kalau kuliah, akan melanjutkan kuliah dimana? Bagaimana kehidupan kuliah nanti? 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun