DAYAK BAKATI''.
Sub-suku ini dari kalangan Dayak dinamakan orang BAKATI' dikarenakan dari segi bahasa. Istilah Bakati' terdiri dari dua kata, yaitu"ba", sebuah awalan yang sepadan "ber," yang berarti "mempunyai kata", dan "kati", sebuah kata dasar yang berarti "tidak". Dalam ucapan sehari-hari, perkataan "kati" sering muncul, sehingga dipakai untuk menyebut identitas penutur bahasa tersebut.
tak jarang diketahui masyarakat banyak pada masa lalu nenek moyang Dayak Bakati' juga terkenal dengan tradisi "kayau" atau "mengayau". Berburu kepala musuh ( Heat hunting ).Â
Ritual yang populer dalam masyarakat Dayak Bakati' adalah ritual adat Nyabangk, (nyobeng) yakni tradisi ritual nariu, (tariu) mencuci tengkorak manusia hasi mengayau, kayau perburuan kepala (heat hunting).
Yaitu upacara adat tradisi nyabangk / nyobeng, dan upacara adat Barapesawa.Â
Tidak dipungkiri dio punggo (rumah adat) adalah bukti masyarakat dayak bakati sampai saat ini masih tetap dilestarikan, dio punggo merupakan rumah adat tempat untuk menyimpan tengkorak hasil perburuan kepala musuh headhunter pada zaman dahulu.
Barapesawa pada hakikatnya merupakan adat menutup siklus tahun perladangan yang lama dan membuka tahun perladangan yang baru. Bagi masyarakat adat Dayak Bakati' Â padi dan beras bukanlah semata-mata komoditas semata, melainkan berkat Jubata (Tuhan Sang Pencipta) yang harus disyukuri.
Sumber : stepanus
Editor : admin
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H