Multiple sclerosis (MS) adalah kondisi kekebalan neurodegeneratif dan inflamasi yang menyebabkan masalah di seluruh tubuh. Ini disebabkan oleh kerusakan penutup pelindung (selubung mielin) di sekitar saraf dan terjadinya gangguan komunikasi antara otak dengan bagian tubuh lainnya. Kondisi ini dapat mempengaruhi otak dan sumsum tulang belakang, menyebabkan berbagai gejala potensial, termasuk masalah dengan penglihatan, gerakan lengan atau kaki, sensasi atau keseimbangan.
Belum diketahui penyebab pasti dari multiple sclerosis, tetapi diduga penyebabnya adalah autoimun di mana sistem kekebalan tubuh menyerang jaringannya sendiri. Dalam kasus MS, kerusakan sistem kekebalan ini menghancurkan zat lemak yang melapisi dan melindungi serabut saraf di otak dan sumsum tulang belakang (mielin). Kombinasi dari faktor genetik dan faktor lingkungan juga diduga dapat meningkatkan risiko terjadinya multiple sclerosis, di antaranya: (Alodokter, 2019)
- Wanita berusia antara 16-55 tahun.
- Terdapat anggota keluarga yang menderita multiple sclerosis.
- Pernah atau sedang menderita penyakit mononukleosis, penyakit tiroid, diabetes tipe 1, dan radang usus.
- Kurang mendapatkan paparan sinar matahari dan rendahnya kadar vitamin D dalam tubuh.
- Kebiasaan merokok.
Dampak multiple sclerosis terhadap:
1. Hormon
Hanya dua dari hormon seks - testosteron dan estrogen - berpengaruh terhadap multiple sclerosis. Wanita dengan multiple sclerosis memiliki kadar testosteron lebih rendah daripada wanita sehat. Wanita dengan multiple sclerosis dan kadar testosteron rendah yang tidak normal memiliki lebih banyak peradangan otak daripada wanita dengan multiple sclerosis dan kadar testosteron normal (Watson, 2020). Namun, kerusakan jaringan otak yang ireversibel lebih sering terjadi pada wanita dengan multiple sclerosis dan kadar testosteron tinggi yang tidak normal.
Hasilnya berbeda untuk pria. Pria dengan multiple sclerosis dan pria sehat memiliki kadar hormon seks yang sama. Testosteron tidak mempengaruhi hasil pria. Sebaliknya, estradiol penting. Pria dengan multiple sclerosis dan tingkat estradiol tinggi memiliki tingkat kerusakan jaringan otak yang lebih besar. Hal ini menunjukkan bahwa estrogen dan testosteron dapat mempengaruhi perkembangan kerusakan jaringan otak pada multiple sclerosis.
Multiple sclerosis (MS) mempengaruhi wanita 3 kali lebih sering daripada pria. Karena hormon memainkan peran besar dalam penyakit ini, tidak mengherankan bahwa MS dapat memengaruhi periode menstruasi yang juga didorong oleh hormon. Beberapa wanita melihat perubahan gejala menstruasi setelah mereka didiagnosis dengan MS yang memungkinkan mereka melihat peningkatan gejala sindrom pramenstruasi (PMS) seperti perubahan suasana hati, lekas marah, kelelahan, nyeri, konsentrasi yang buruk, dan hilangnya minat pada seks. Dalam satu studi yang membandingkan wanita dengan MS dengan yang tidak, peneliti menemukan bahwa mereka yang mengalami kondisi tersebut mengalami periode dan gejala PMS yang lebih tidak teratur. Salah satu alasan perubahannya adalah suhu tubuh sedikit meningkat selama menstruasi. Bahkan sedikit peningkatan suhu dapat memperburuk gejala MS.
Hormon adalah kemungkinan penyebab lain dari hubungan antara MS dan siklus menstruasi. Hormon seks - estrogen dan progesteron - keduanya mengatur siklus menstruasi dan memengaruhi aktivitas MS. Tepat sebelum mendapatkan menstruasi, kadar hormon ini menurun, memicu gejala. Hormon juga merupakan alasan mengapa gejala MS berubah selama kehamilan. Meningkatnya estrogen dan progesteron selama 9 bulan tersebut dapat mengurangi gejala MS untuk beberapa orang (sampai setelah melahirkan).
2. Alat Indera
Masalah mata dan penglihatan menjadi hal umum terjadi pada orang-orang yang memiliki multiple sclerosis, dan mereka sering menjadi gejala pertama MS bagi banyak orang (Halodoc, 2019). Gejala MS dapat mencakup penglihatan kabur, diplopia, neuritis optik, nystagmus dan terkadang kehilangan penglihatan total.
- Diplopia
MS dapat menyebabkan kerusakan pada saraf yang mengontrol otot-otot yang memungkinkan pergerakan mata. Ketika ini terjadi, gerakan mata tidak lagi terkoordinasi, dan diplopia atau penglihatan ganda terjadi, menurut (Society, n.d.). Ini dapat menyebabkan penderita MS melihat dua gambar berdampingan atau satu gambar di atas yang lain.
- Neuritis optic
Neuritis optik biasanya terjadi pada satu mata dan dapat menyebabkan nyeri dengan gerakan mata, penglihatan kabur, penglihatan redup, atau kehilangan penglihatan warna. Misalnya, warna merah mungkin tampak pudar atau abu-abu. Penglihatan mungkin hilang sepenuhnya pada mata yang terkena. Sebuah titik kabur atau redup (skotoma) dapat terjadi di tengah bidang visual, dengan penglihatan tepi tidak terpengaruh. Neuritis optik biasanya terjadi pada satu mata saja. Ada kemungkinan bahwa setelah mengalami neuritis optik di satu mata, akan mengalami di mata yang lain di masa mendatang -- meskipun hal ini tidak selalu terjadi.
- Nistagmus
Nistagmus adalah gangguan penglihatan yang ditandai dengan gerakan bola mata yang tidak terkendali dan berulang (Adrian, 2020). Gerakannya biasanya cepat dan bisa naik turun, menyamping, atau melingkar. Itu bisa terjadi saat melihat lurus ke depan atau saat mata digerakkan. Nistagmus dapat terjadi pada salah satu mata atau keduanya. Selain menyebabkan gangguan pada gerakan bola mata, penderita nystagmus juga bisa mengalami beberapa gejala lain, seperti penglihatan kabur atau buram, terlalu peka terhadap rangsangan cahaya atau mudah merasa silau, serta sulit melihat dalam kondisi gelap.
3. Saraf
Sistem saraf manusia terdiri dari jaringan sel saraf yang dalam keadaan normal diselimuti oleh myelin (klikdokter, n.d.). Myelin berfungsi untuk melindungi sel saraf dan membantu menghantarkan informasi dari otak ke bagian tubuh yang lain melalui sel saraf. Pada penderita multiple sclerosis, sistem imun tubuh akan menyerang myelin sehingga lepas sebagian atau seluruhnya dari sel saraf. Selain lepas, bisa juga terjadi scarring/timbul jaringan parut pada myelin. Akibatnya, terjadi gangguan penghantaran informasi melalui sel saraf, yaitu lebih pelan, salah informasi, ataupun informasi yang tidak sampai. Selain kerusakan pada myelin, multiple sclerosis juga dapat menimbulkan kerusakan pada sel saraf.
Ketika selubung mielin menghilang atau mempertahankan kerusakan di beberapa area, ia meninggalkan bekas luka, atau sklerosis. Dokter juga menyebut area ini sebagai plak atau lesi. Mereka terutama mempengaruhi:
- batang otak
- cerebellum/otak kecil, yang mengoordinasikan gerakan dan mengontrol keseimbangan
- sumsum tulang belakang
- saraf optic
- materi putih di beberapa wilayah otak
4. Gerak
Banyak penderita MS mengalami efek pada anggota tubuh mereka. Kerusakan pada selubung mielin sering mengakibatkan rasa sakit, kesemutan, dan mati rasa pada lengan dan kaki. Masalah dengan koordinasi tangan-mata, kelemahan otot, keseimbangan, dan gaya berjalan dapat terjadi ketika otak mengalami kesulitan mengirim sinyal ke saraf dan otot.
Gejala yang disebut foot drop dapat dialami oleh beberapa orang dengan MS. Foot drop adalah saat bagian depan kaki tidak terangkat dengan benar saat kaki terangkat, sehingga bisa terseret atau tersangkut di lantai.
Pada MS, banyak dari masalah ini awalnya disebabkan oleh konduksi saraf yang melambat atau berubah, yang dapat membuat otot terasa lemah atau mengalami kelenturan atau kekakuan. Instruksi dari otak ke kaki dan umpan balik sensorik dari tubuh dapat terganggu. Hal ini membuat koordinasi gerakan otot lebih sulit dan membutuhkan lebih banyak konsentrasi. Beberapa orang dengan MS memiliki lebih banyak masalah dengan berjalan ketika mereka mencoba melakukan hal-hal lain pada waktu yang sama. Dalam kasus ini, tongkat, kursi roda, dan teknologi bantu lainnya dapat membantu dalam kontrol dan kekuatan otot.
Pengobatan untuk multiple sclerosis
Saat ini tidak ada obat untuk MS. Pengobatan bertujuan pada pengelolaan gejala, mengurangi kekambuhan dan memperlambat perkembangan penyakit. Pengobatan itu meliputi:
- Obat-obatan
Dokter bisa memberikan obat kortikosteroid, seperti prednisone dan methylprednisolone, untuk mengurangi peradangan saraf akibat multiple sclerosis. Selain itu, untuk mengurangi kaku pada otot dokter dapat memberikan obat pelemas otot, seperti baclofen dan tizanidine, serta obat methylphenidate dan obat antidepresan untuk mengurangi rasa lelah. (Alodokter, 2019)
- Fisioterapi
Terapi fisik dan terapi okupasi dapat dilakukan untuk meningkatkan kekuatan fisik bagi pendertia MS. Hal ini akan memudahkan penderita MS menjalani kesehariannya.
- Plasmapheresis
Menggunakan alat khusus, dokter akan membuang plasma darah yang ada di dalam tubuh pasien. Kemudian dokter akan memasukkan cairan infus khusus seperti albumin, untuk mengganti plasma yang dibuang.
Perubahan gaya hidup yang dapat dilakukan
Obat bukan satu-satunya jawaban. Merawat diri sendiri dengan baik akan membantu hidup lebih baik dengan MS.
- Banyak istirahat: Pertahankan jadwal tidur yang teratur dan pastikan kamar tidur sejuk, gelap, dan bebas layar.
- Makan makanan sehat: Pilih makanan yang rendah lemak jenuh dan tinggi serat.
- Berolahraga: Olahraga membangun tulang dan memperkuat otot. Hal ini juga mencegah depresi dan membantu tidur lebih nyenyak.
- Kelola stres: Stress dapat memperburuk gejala MS. Stress dapat dicegah dengan bermeditasi, membaca, membuat jurnal, atau mengobrol dengan teman, temukan sesuatu yang membantu mengontrol suka dan duka.
Pengobatan Alternatif
Penelitian saat ini menunjukkan perawatan ini patut dicoba:
- Vitamin D: Rendahnya kadar vitamin D dalam darah dapat meningkatkan peluang terkenanya MS. Studi sedang dilakukan untuk melihat apakah suplemen vitamin D dapat membantu.
- Akupunktur: Perawatan tradisional Tiongkok ini menyatakan bahwa energi yang disebut chi mengalir di sepanjang tubuh dalam garis yang disebut meridian. Ketika chi Anda rusak, penyakit atau rasa sakit muncul. Seorang ahli akupunktur menyelipkan jarum tipis ke titik-titik di sepanjang meridian untuk mengubah aliran energi. Studi menunjukkan itu dapat membantu gejala MS seperti kelelahan, nyeri, suasana hati, kelenturan, mati rasa, kesemutan, dan masalah kandung kemih.
Sumber
Adrian, d. K. (2020, Juni 11). Kenali Penyebab Nistagmus dan Cara Mengatasinya. Retrieved from Alodokter: https://www.alodokter.com/nistagmus-mengganggu-penglihatan-kenali-penyebab-dan-cara-mengatasinya#:~:text=Nistagmus%20adalah%20gangguan%20penglihatan%20yang,disesuaikan%20dengan%20penyebab%20terjadinya%20nistagmus.
Alodokter. (2019, September 17). Multiple Sclerosis. Retrieved from Alodokter: https://www.alodokter.com/multiple-sclerosis
Brazier, Y. (2021, June 6). Multiple Sclerosis: What you need to know. Retrieved from Medical News Today: https://www.medicalnewstoday.com/articles/37556#diagnosis
Halodoc. (2019, Maret 14). Waspada, Ini Masalah Penglihatan yang Dapat Terjadi karena Multiple Sclerosis. Retrieved from halodoc: https://www.halodoc.com/artikel/waspada-ini-masalah-penglihatan-yang-dapat-terjadi-karena-multiple-sclerosis
klikdokter. (n.d.). Multiple Sclerosis. Retrieved from klikdokter: https://www.klikdokter.com/penyakit/multiple-sclerosis
Melinosky, C. (2020, June 29). Treatments for Multiple Sclerosis. Retrieved from WebMD: https://www.webmd.com/multiple-sclerosis/ms-treatment
Pietrangelo, A. (2020, August 26). The Effects of Multiple Sclerosis on Your Body. Retrieved from HealthLine.
Society, N. M. (n.d.). Vision Problems. Retrieved from National Multiple Sclerosis Society: https://www.nationalmssociety.org/Symptoms-Diagnosis/MS-Symptoms/Vision-Problems
Strauch, I. (2021, June 28). Eye Complications Associated With Multiple Sclerosis. Retrieved from Everyday Health: https://www.everydayhealth.com/multiple-sclerosis/symptoms/eye-complications-ms/
Trust, M. S. (2018, March). Walking difficulties. Retrieved from Multiple Sclerosis Trust: https://mstrust.org.uk/a-z/walking-difficulties
Watson, S. (2020, May 27). How Does MS Affect Your Menstrual Cycle? Retrieved from HealthLine: https://www.healthline.com/health/multiple-sclerosis/ms-and-your-menstrual-cycle-what-to-know
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H