Meskipun umumnya makanan di Tangerang merupakan paduan antara kuliner Melayu dengan kuliner Tionghoa, nyatanya nama Laksa berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti “Banyak”. Ragam laksa memang banyak, Laksa tak hanya ada di Indonesia melainkan tersebar sampai negara Asia Tenggara lainnya.
Sebut saja Laksa Singapura yang sangat terasa bumbu karinya, Laksa Asam Penang yang memasukkan asam jawa ke dalam kuahnya, Laksa Bogor yang memiliki kuah kental karena ada potongan oncom, Laksa Betawi yang khas dengan rasa ebinya juga Laksa Tangerang yang memiliki kekhasan yang berbeda dari laksa-laksa yang sudah disebut sebelumnya.
Laksa Tangerang yang dijual di Kawasan Kuliner Taman Laksa Tangerang menggunakan susu, dan santan. Selain itu, pada Laksa Tangerang juga terdapat kacang hijau dalam hidangannya. Cukup mengejutkan, karena ternyata kacang hijau cocok dimasukkan dalam hidangan laksa.
Mie yang digunakan pada Laksa Tangerang adalah mie buatan sendiri yang terbuat dari tepung beras dengan ukuran yang berbeda dari bihun. Mie pada Laksa Tangerang ukurannya ditengah-tengah antara ukuran bihun dengan mie udon.
Biasanya Laksa Tangerang disajikan dengan ayam bakar dan telur. Kamu bisa memilih keduanya atau salah satu saja. Ayam pada Laksa Tangerang menggunakan ayam kampung, setelah melalui proses pembakaran dengan arang dimasukkan ke bumbu laksa, sehingga tak heran jika rasa bumbunya meresap namun masih ada sedikit aroma asapnya.
Topping yang diberikan pada akhir penyajian adalah potongan kucai dan serundeng alias parutan kelapa yang disangrai. Harga satu porsi Laksa Tangerang dengan ayam bakar (tanpa telur) adalah Rp. 25.000, porsi yang mengenyangkan dan enak!
Jika kamu ke Tangerang, lokasi Kawasan Kuliner Taman Laksa Tangerang sangat sayang kalau dilewatkan.
Kampung Bekelir
Nama asli kampung ini adalah Kampung Babakan Kulon, dahulu kampung ini terkenal kumuh dengan jejeran rumah yang padat, namun tahun 2017, pemerintah Kota Tangerang menjadikan kampung ini menjadi kampung yang eye catching dengan kelir warna-warninya, hingga kemudian disebut Kampung Bekelir.
Di kampung ini, pengunjung tak hanya disuguhkan dengan mural warna-warni pada tembok-tembok penduduk, namun juga akan disambut ramah oleh para penduduk di sana serta bisa melihat tanaman-tanaman hidroponik yang ditanam di jalan utama kampung ini. Untuk semua keseruan di Kampung Bekelir, dibanderol Rp.0, alias gratis (kecuali kalau kamu mau jajan).