Mohon tunggu...
Utami Isharyani Putri
Utami Isharyani Putri Mohon Tunggu... Seniman - Freelancer

Ambivert. Dulu pekerja kantoran, tapi setelah mengulik diri sendiri nampaknya lebih suka menjadi freelancer. Sebuah pekerjaan yang katanya bebas tapi ternyata ngga bebas-bebas amat, bahkan cenderung disangka pengangguran. Jenis pekerjaan freelancer memang harus dinaikkan marwahnya... Tapi karena saya kebisaan saya cukup beragam, saya lebih suka dibilang seniman. Selain nulis juga bisa edit video, voice actor juga (dubbing, story telling, VO ads, VO compro). Instagrammer yang sesekali nerima endorse-an (kalo produknya cocok sama hati). Hal terbaru dari saya, saya juga (ternyata) bisa menulis lirik lagu (silakan dengarkan di platform musik digital kamu yah, judulnya apa? Japrii).

Selanjutnya

Tutup

Trip

Bisa Ngapain di Kota Tangerang? Ini Pengalaman Naik Bus Jawara ke Taman Laksa, Jembatan Berendeng dan Kampung Bekelir

16 Agustus 2024   16:30 Diperbarui: 16 Agustus 2024   18:02 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tim KOTeKA (Komunitas Traveler Kompasiana) sedang berpose di depan papan Kampung Bekelir./ dok pribadi (utamiisharyani)

Menghabiskan akhir pekan tidak perlu jauh-jauh ke luar kota. Bagi kamu yang berada di Tangerang dan sekitarnya, kamu bisa eksplor titik wisata di Kota Tangerang, seperti Masjid Al A'zhom, Taman Elektrik,Taman Laksa, Jembatan Kaca, dan Kampung Bekelir naik Bus Jawara.

Apa Itu Bus Jawara?

Nama “Jawara” yang disematkan pada bus ini merupakan singkatan dari “Jalan-jalan Wisata Rakyat”. Bus ini merupakan bus pariwisata yang telah dimodifikasi menjadi bus wisata dengan tampilan retro yang unik. Pada setengah bagian depan adalah bagian tertutup yang ber AC, sementara setengah bagian belakang adalah bagian yang terbuka yang bagian sisi-sisi bus dipasang teralis, pada bagian ini penumpang bisa menikmati udara dan hembusan angin Kota Tangerang.

Bus Pariwisata Kota Tangerang yang bernama Bus Jawara./ dok. pribadi (utamiisharyani)
Bus Pariwisata Kota Tangerang yang bernama Bus Jawara./ dok. pribadi (utamiisharyani)

Bus Jawara merupakan alternatif transportasi gratis untuk para wisatawan berkeliling kota. Jika kamu ingin berwisata dengan bus ini, kamu bisa naik dan turun pada titik-titik yang ditentukan, atau jika kamu berangkat rombongan, kamu bisa mengajukan permohonan ke Kantor Dishub Kota Tangerang atau booking online melalui aplikasi Abang Jawara. Lagi-lagi, gratis!

Jalur yang dilewati Bus Jawara:

Bus Jawara memiliki rute yang cukup panjang, yaitu sekitar 13,4 kilometer. Adapun rute perjalanannya dimulai dari Taman Elektrik – Jalan Veteran – Taman Burung – Kawasan Kuliner Taman Laksa Tangerang – Taman Potret – Taman Gajah tunggal – Kampung Bekelir – Jalan Otista – KS Tubun – Jembatan Berendeng – Taman Pramuka dan Kembali ke Taman Elektrik.

Taman Elektrik

Sepintas, jika siang hari, tak tampak ada sesuatu yang mengindikasikan kata ‘elektrik’. Jika kamu berniat menikmati keindahan taman elektrik memang sebaiknya malam hari, saat dimana semua lampu dinyalakan. Lampu warna-warni hingga lampu Asmaul Husna ada di sini. Taman Elektrik ini dibuat sebagai public space yang nyaman juga gratis bagi semua yang berkunjung. Kecuali kalau kamu mau jajan dan naik delman ya...

Taman Elektrik sering menjadi titik kumpul seperti para goweser ini./ dok. pribadi (utamiisharyani)
Taman Elektrik sering menjadi titik kumpul seperti para goweser ini./ dok. pribadi (utamiisharyani)

Namun bukan berarti Taman Elektrik akan sepi jika bukan malam hari. Taman seluas 3.000 meter persegi ini menjadi tempat bermain keluarga serta berolahraga saat pagi hari. Termasuk menjadi titik kumpul para goweser serta menjadi tempat kumpul orang-orang yang hendak jalan-jalan naik Bus Jawara seperti saya dan Komunitas Traveler Kompasiana.

Masjid Raya Al A’zhom

Terletak di samping Taman Elektrik, Masjid Raya Al A’zhom adalah destinasi yang tak pernah sepi, selain karena sering ada kegiatan keagamaan, masjid ini memiliki keunikan yang tidak ada di masjid lainnya.

Dibangun diatas tanah wakaf seluas 2,25 hektare, sang arsitek yang merupakan guru besar arsitektur di ITB, Bapak Ir. H. Slamet Wirasonjaya mendesain  Masjid Raya Al A’zhom dengan mengambil inspirasi dari bangunan bersejarah di Turki, Hagia Sophia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun