Sebagian besar dari kita kecewa ketika harapan kita tidak terpenuhi. Kita mengira seseorang akan berubah menjadi seperti yang kita mau, berharap mereka melakukan sesuatu (tapi ternyata tidak terjadi), akhirnya kita menjadi kecewa.
Padahal sebetulnya jika kamu ingin merasakan damai di hati kamu, hal yang penting adalah tidak mengharapkan apapun dari siapapun sebelum kamu melakukannya untuk diri sendiri.
Apa sih itu?
Pertama, jangan berharap orang lain setuju pada setiap sudut pandang kamu.Â
Jika kamu adalah tipe orang yang ingin orang lain setuju dengan semua yang kamu katakan...bersiaplah untuk mengalami kekecewaan berulang kali. Setiap orang memiliki pemikiran dan pendapat mereka sendiri, dan mengharapkan mereka untuk secara konsisten setuju dengan pendapat kamu adalah hal yang tidak realistis.Â
Kamu bisa saja berusaha membujuk mereka dengan data, penelitian, dan fakta, tetapi jangan berasumsi bahwa mereka akan, atau harus selalu setuju dengan kamu.
Kedua, jangan berharap orang lain selalu tahu apa yang kamu pikirkan
Kamu tidak bisa mengharapkan orang lain untuk memahami apa yang kamu pikirkan jika kamu tidak dapat mengartikulasikan pikiran kamu, lebih baik hal itu berhenti dipikiran kamu dulu saja sampai kamu bisa dengan jujur pada diri sendiri - tentang apa yang kamu pikirkan, apa yang kamu rasakan, dan apa yang kamu inginkan. Kemudian barulah kamu dapat mulai mengkomunikasikannya kepada orang lain.
Ketiga, jangan mengharapkan orang lain untuk memperbaiki situasi ketika kamu tidak mampu menemukan solusi untuk diri dirimu sendiri.Â
Tidak dosa kok kalau  jika tidak tahu cara memperbaiki situasi. Yang tidak OK adalah menyalahkan orang lain, misalnya mengatakan "Semua ini gara-gara si fulan, biar saja dia yang beresin". Kenyataannya ketika kamu mulai menunjuk orang lain, kamu tidak memberikan ruang kepada dirimu untuk membangun kemampuan diri. Ketika kamu mengharapkan mereka untuk memperbaiki situasi yang (menurut kamu) runyam berarti kamu menyerahkan kekuasaan pada dia. Padahal belum tentu orang yang kamu maksud itu memandang situasi itu runyam. Bisa saja menurut dia itu hal yang biasa, kamu saja yang lebay. Karena dia merasa kamu yang lebay, maka dia tidak melakukan apa-apa.Â
Yang dapat kamu kendalikan adalah reaksi kamu terhadap sesuatu, jadi fokuslah di sana dan cari solusinya untuk dirimu sendiri. (*)
===
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H