Mohon tunggu...
Inovasi

Aku Suka Kamu, Sel Tumbuhan

25 Agustus 2017   23:14 Diperbarui: 26 Agustus 2017   00:57 1240
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Simpor adalah macam pompa ion yang memompa 2 senyawa ion dalam 1 arah yang sama, contohnya memompa ion natrium dan kalsium ke arah dalam sel ( 1 arah sel ).Antipor adalah macam pompa ion yang memompa 2 jenis senyawa ion dalam 2 arah yang berbeda, contohnya pada sel hewan yaitu pompa ion natrium -- kalium.Sel hewan memiliki konsentrasi ion kalium jauh lebih tinggi dan ion natrium jauh lebih rendah dibandingkan dengan lingkungannya. Membran sel mempertahankan konsentrasi ion dengan memompa ion natrium ke luar sel dan ion kalium ke dalam sel.

Tidak hanya pompa ion saja, namun ada pula transport aktif yang lain yaitu kontraspor, yang berarti   trasnspor aktif dari zat tertentu yang dapat menginisisasi transpor zat lainnya. Kontraspor sendiri dilakukan oleh dua protein transpor dengan menggunakan energi(ATP).  Transpor aktif yang lainnya adalah endositosis dan eksositosis. Endositosis dan eksositosis termasuk dalam makromolekul, makromolekul sendiri yang berarti molekul yang besar. Contohnya adalah lipid dan hemoglobin. Seperti pada katanya "endo" yang berarti dalam. Jadi dapat disimpulkan bahwa arti endositosis adalah ketika makromolekul dikelilingi oleh membran plasma yang melipat membentuk vesikula, kemudian vesikula tersebut masuk ke dalam sel atau bahasa lebih mudahnya adalah proses masuknya senyawa melalui membran dengan cara pembungkusan senyawa dan cairan akstraselular dengan pelekukan ke dalam sebagian membran. 

Hal ini dapat terjadi pada organisme uniselular dan sel darah putih. Jika yang dimasukkan berupa senyawa padat disebut fagositosis, sedangkan jika berupa larutan disebut pinositosis. Fagositosis sendiri merupakan proses fagosit yang terjadi saat sel menelan partikel padat dengan membran sel dan membentuk fagosom internal. Fagositosis sendiri juga menggunakan pseudopodia(kaki semu), contohnya adalah amoeba yang sedang makan. Umpannya itu akan masuk dalam fagosom atau vakuola dengan menggunakan pseudopodia. Sedangkan pinositosis adalah proses dimana sel memakan fluida ekstraseluler, pinosistosis sendiri dapat meregulasi berbagai macam proses seperti pengambilan nutrisi dan lain-lain.

Kebalikan dengan endo, eksositosis adalah pengeluarkan molekul-molekul yang tidak dapat melewati membran sel karena terlalu besar. Pengeluaran ini dilakukan dengan penggabungan membran vesikel yang berisi molekul dan membran plasma. Vesikel adalah kantung-kantung kecil yang tertutup membran, vesikel-vesikel ini dapat melingkupi molekul dan menelannya. Vesikel ini kemudian pergi menuju membran sel dan menempel ke membran sel. Setelah itu, membran vesikel menyatu dengan membran sel, molekul yang sebelumnya terdapat di dalam vesikel kemudian tumpah ke luar sel.  Jadi, proses endositosis dan eksositosis adalah kebalikan dari satu sama lain, keduanya merupakan mekanisme yang sangat penting.

Sekarang kita akan beralih menuju transpor pasif, seperti yang sudah disinggung tadi transpor pasif tidak membuthkan energi(ATP), memang benar karena trasnpor pasif tidak melawan gradien konsntrasi sel. Lalu apa saja yang termasuk transpor pasif? Transpor pasif dibedakan menjadi tiga . Pertama, difusi. Bayangkan ketika tenggorokan anda sakit, lalu anda mengambil obat , obat itu berbentuk bulat, dan ketika anda mencemplungkannya ke air putih, lalu sektika pula obat yang tadinya padat berubah menjadi cair dan partikel-partikel penyusunnya itu menyebar ke seluruh permukaan air putih tadi. Intinya difusi adalah proses pergerakan partikel-partikel  cairan dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah atau lebih mudanya dari pekat ke encer. Sedangkan kebalikanya adalah osmosis, yang kedua. 

Osmosis adalah proses pergerakan partikel-partikel dari yang berkonsentrasi rendah ke konsentrasi yang tinggi  atau istilahnya dari encer ke pekat, dan harus melewati membran semipermeable. Dalam sel hewan keadaan hipertonik atau terlalu banyak partikel pekat di dalam sel dapat menyebabkan sel hewan tersebut krenasi atau mengerut sedangkan di sel tumbuhan bernama plasmolisis atau membran plasma yang terlepas dan hancur. Sedangkan jika keadaan di dalam sel sedikit partikel pekatnya, sehingga air yang masuk memenuhi batas maksimum sel, sel itu akan berhemolisis atau hancur pada sel hewan, namun jika terjadi pada sel tumbuhan akan bernama turgid atau merenggang. Lalu yang terakhir adalah filtrasi, contoh paling sederhana adalah proses penyaringan yang terjadi di dalam ginjal manusia. Air dan zat terlarut dipaksa melewati membran dengan cairan atau tekanan hidrostatik. Masih ada cabang dari proses difusi, yaitu adalah difusi yang terfasilitasi. Difusi yang terfasilitasi adalah difusi yang dapat dipermudah oleh protein spesifik yang memebntuk saluran protein dan protein transpor pada membran sel. Mekanisme difusi terfasilitasi adalah sebagai berikut.

Difusi yang dipermudah oleh saluran protein

Banyak molekul polar yangberukuran besar(mislanya, asam amino dan glukosa) dan ion (misalnya K+) tertahan oleh membran ganda fosfolipid, tetapi dapat berdifusi melalui saluran yang dibentuk oleh protein. Protein yang biasanya membentuk saluran adalah protein integral. Saluran protein dapat membuka dan menutup karena adanya rangsangan listrik atau kimiawi, contohnya saat molekul neurotransmiter dapat membuka saluran protein pada membran sel saraf sehingga ion Na+ dapat masuk ke dalam sel.

Difusi yang dipermudah oleh protein transpor

Protein transpor memiliki sifat seperti enzim, yaitu bersifat spesifik terhadap zat dan tempat pengikatan molekul yang diangkutnya. Protein transpor dapat berubah bentuk saat mengikat dan melepas molekul yang dibawanya. Proetein transpor pada membran memudahkan difusi molekul asam amino dan glukosa. Pada penyakit turunan sistinuria, sel ginjal tidak memiliki protein yang mentranspor sistein dan asam amino lain sehingga di dalam sel ginjal terjadi akumulasi asam amino yang kemudian akan mengkristal menjadi batu ginjal.

Setelah membahas beberapa teori yang akan membantu kita, sekarang akan kembali ke pernyataan awal. Apakah transportasi pada sel tumbuhan lebih lambat daripada transportasi pada sel hewan? Jelas sekali saya setuju dengan pernyataan tersebut. Mengapa?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun