Mohon tunggu...
Brigitta d Avriella
Brigitta d Avriella Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Fisika Teknik, Institut Teknologi Bandung

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Mengapa Ada Ruangan Kedap Suara?

17 Maret 2018   21:56 Diperbarui: 17 Maret 2018   22:31 686
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Pernahkah mendengar tentang ruangan kedap suara? Ruangan ini biasa didesain agar ketika kita berada dalam ruangan tersebut, kita tidak akan mendengar suara dari luar. Apa sih sebenarnya yang membedakan ruangan ini dengan ruangan lainnya? Kenapa ruangan ini bisa 'kedap suara' dan ruangan lain tidak?

Dalam membangun ruangan kedap suara, material yang dipakai merupakan material akustik absorber. Artinya material ini bisa 'menyerap' suara. Material absorber ini tidak hanya dipakai untuk kedap suara, tidak hanya untuk 'menghilangkan' suara secara total. Material absorber ini juga baik digunakan untuk mengendalikan suara.

Secara umum, material absorber umumnya dibagi menjadi dua tipe.

  • Porous absorber atau absorber berpori. Contoh dari absorber ini adalah gorden, karpet, dan material lainnya yang memiliki struktur terbuka. Gelombang suara yang datang akan masuk melalui material ini sehingga terjadi gesekan antara partikel udara dengan dinding material. Gesekan ini akan menyebabkan energi gelombang suara diubah menjadi energi panas. Absorber berpori sangat cocok digunakan untuk mengurangi suara dengan nada tinggi (frekuensi tinggi).
  • Membrane absorber atau absorber membran. Contoh absorber ini adalah pintu, jendela, atau dinding plester. Tidak jauh berbeda dengan porous absorber, absorber ini akan mengubah energi gelombang suara menjadi energi panas. Namun, energi panas terbentuk akibat membran yang menjadi lentur dengan cepat dan udara di dekatnya akan tertekan terus secara berulang. Kebanyakan absorber membran ini digunakan untuk suara dengan nada rendah (frekuensi rendah). Namun, absorber ini paling baik dipakai untuk suara dengan frekuensi resonannya. Frekuensi ini bergantung pada densitas permukaan membran dan hal lainnya.
  • Cavity (Helmholtz) resonatorsatau resonator Helmholtz. Resonator ini berbentuk seperti leher botol. Efektivitas material ini ditentukan oleh adanya udara yang terperangkap di resonator.
  • Perforated panel absorberatau kombinasi dari tiga absorber yang telah disebutkan sebelumnya.

Untuk mendesain ruangan yang sesuai kebutuhan akustik ruangan, sangat perlu berhati-hati dalam memilih dan memasang material absorber. Saya akan memberikan contoh pemilihan.

Misal, saya memiliki sebuah ruangan auditorium. Ruangan ini cukup besar, dapat menampung 400 kursi. Namun, suara dalam ruangan ini dipantulkan dengan berlebihan sehingga kejelasan suara ucapan (frekuensi 125 Hz -- 8 kHz). Dengan kondisi ini, saya ingin merekayasa ulang material akustik absorber permukaan dalam ruangan tersebut sehingga suara ucapan bisa terdengar dengan sangat baik dan jelas tanpa perlu sistem tata suara elektronik.

Pada ruangan tersebut, terdapat pantulan suara. Pantulan ini memiliki energi suara yang lebih rendah. Sehingga, pada kasus ini, kita ingin mengurangi suara dengan energi yang lebih rendah. Absorber paling baik untuk tipe suara ini tentu adalah membrane absorber. Lalu, bagaimana dengan pemasangannya? Pantulan disebabkan oleh dinding-dinding yang keras. Oleh karena itu, absorber sebaiknya dipasang di sepanjang dinding untuk mengurangi pantulan.

 Secara sederhana, begitulah cara pemilihan absorber. Namun, pemilihan yang paling baik adalah perforated panel absorber atau mengombinasikan tiga absorber. Dengan begitu, kita dapat lebih spesifik dalam menentukan frekuensi suara yang ingin kita hilangkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun