Di Palembang, ada tradisi unik dalam memperingati HUT RI setiap tahunnya. Sebuah tradisi yang ditunggu tunggu oleh anak kecil,dan juga orang dewasa yang memiliki kenangan khusus dengan masa kecil mereka.
Tradisi  itu bernama telok abang, yang hanya ada setiap bulan agustus. Telok dalam Bahasa Palembang artinya telur sedangkan abang itu artinya merah. Jadi, secara harfiah telok abang berarti telur merah. Tidak  salah sih,karena telok abang sesungguhnya telur yang kulitnya diberi warna merah.
Apa menariknya, kok sampai anak-anak menanti tradisi ini setiap tahunnya?.  Karena telok abang itu dijual bersama miniatur kapal laut dan pesawat terbang  yang dibuat dari kayu gabus.
Kayu gabus adalah adalah akar tanaman yang bersifat sangat ringan. Tanaman ini banyak tumbuh di rawa rawa. Seperti kita tahu sumatera selatan sebagian besar topografi adalah rawa-rawa.Â
Namun dengan semakin banyak pengalihan fungsi rawa, menyebabkan tanaman kayu gabus semakin langka. Sehingga para pengerajin mainan telok abang ini mencari alternatif pengganti berupa sterofoam, kardus dan kertas. Bahkan ada yang menjual mainan yang tebuat dari mainan pabrikan bongkar pasang yang terbuat dari kertas.Â
Dengan demikian, bentuknya sekarang semakin bermacam-macam, bukan hanya berbentuk kapal laut dan pesawat. Tetepi ada juga yang berbentuk becak, mobil, bis berupa tokoh kartun seperti tayo dan lani,hingga miniatur kapal induk.Â
Tidak setiap tempat menjual telok abang di Palembang . Lokasi yang pasti ada orang menjual telok abang setiap tahun adalah di Jalan Merdeka tepatnya di depan kantor walikota palembang.Â
Masyarakat lokal menyebutnya kantor ledeng, karena pada keresidenan Palembang (sebelum masa kemerdekaan) bangunan ini adalah menara ini adalah menara air Belanda  yang dilengkapi dengan kantor dibawahnya.Â
Berburu Telok Abang Bersama Kompal