Mohon tunggu...
Davit Amri Yahya
Davit Amri Yahya Mohon Tunggu... -

mahasiswa STIA AAN Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Seni Jathilan Yang Semakin Kehilangan Pamor

14 Juli 2014   06:12 Diperbarui: 18 Juni 2015   06:24 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Jathilan adalah salah satu bagian dari seni tari tradisional jawa kususnya kudalumping. Seperti pada sejarah dan perkembangannya tari tradisionak ini mempertunjukan sebuah tari beraromakan mistis. Pada setiap pentas tari jathilan terdapat beberapa adegan tari yaitu: tari pembuka, tari pemakaian kuda, tari perang dan tari atraksi kesurupan.
Dengan eratnya hubungan antara seni tari dan dunia mistis, tari jathilan mempunyai kehidupan atau perawatan yang unik yaitu:
-memberi sesaji pada alat-alat yand digunakan pada seni tari ini disetiap malam jumat keliwon.
-sesaji berupa bunga tujuh rupa dan pembakaran kemenyan beserta dupa
-sesaji ditujukan untuk memberi persembahan atau hidangan bagi mahluj halus penunggu alat tersebut yang nantinya akan merasuki penari jathilan
Hal tersebut merupakan tradisi turun temurun dari leluhur masyarakat suku jawa pada masing-masing daerahnya. Pertunjukan pentas tari ini biasanya di adakan setiap peringatan HUT RI, peresmian sarana orasarana publik, hajatan dan lain sebagainya.
Disini saya membahas tentang Jathilan yang sudah mulai kehilangan pamor atau nilai magis sebagai wibawa seni tari ini. Pada masa yang lalu disetiap oertunjukan seni jathilan yang berahir dengan atraksi kesurupan selalu di peragakan atraksi-atraksi berbahaya dari para penari jathilan. Penari yang kesurupan bertingkah dan menari diluar kendali pikiran, sehingga penari sering melakukan hal-hak kurang wajar sepert:
-makan kaca
-makan ayam hidup
-makan bunga mawar
-menpas kelapa dengan gigi
-memecah kelapa dengan kepala
-makan kemenyan
-makan rokok
-makan dedaunan mentah
-makan rumput
Semua hal tersebut dilakukan atas dasar fikiran yang dikendalikan mahluk halus penunggu alat musik kesenian tersebut.
Namun Jathilan yang ada sekarang sudah lain, Jathilan yang dulunya kesurupan mahluk kasat mata berbeda dengan jathilan yang ada di saat ini karena jarang penari kesurupan sungguhan tapi yang ada penari pura-pura kesurupan atau mabuk miras. Ditambah peonton yang ikut-ikutan kesurupan dan mengacau acara pentas hanya karena mabuk dan ingin ikut menari. Mungkin hal tersebut hal biasa bagi para pelaku kegiatan penyelewengan seni tari tradisional tersebut akan tetapi bagi kami ini adalah nilai pelestarian seni leluhur yang harus dijaga wibawanya dan dikembangkan untuk kemajuannya.
Mari bersama memajukan seni tradisional bangsa indonesia dan menjaga nilai yang terkandung dalan seni warisan leluhur tersebut.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun