Mohon tunggu...
Davin Tulus Jeremiah N
Davin Tulus Jeremiah N Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Airlangga

Mahasiswa yang memperoleh tugas menulis artikel.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pentingnya Generasi Muda Batak Untuk Memahami Tarombo Batak

31 Mei 2023   19:30 Diperbarui: 31 Mei 2023   19:32 1461
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tarombo adalah silsilah turun-temurun dalam budaya Batak yang diwariskan dari leluhur atau generasi terdahulu kepada generasi sekarang. Tarombo ini berasal dari satu orang yang dipercaya sebagai nenek moyang bangsa Batak yaitu Si Raja Batak. Tarombo ini digunakan untuk menentukan partuturan atau panggilan adat dalam suku Batak. Sebagai contoh marga Sitorus dan marga Sirait berasal dari nenek moyang yang sama yaitu Tuan Sorbadijae (Nai Rasaon), salah satu cicit Raja Batak yang di mana marga Sitorus berasal dari keturunan Raja Toga Sitorus dan marga Sirait berasal dari keturunan Raja Toga Sirait, mereka berdua adalah cucu dari Tuan Sorbadijae. Raja Toga Sitorus dan Raja Toga Sirait adalah kakak adik bersaudara dengan Raja Toga Sitorus adalah anak yang lebih tua dari Raja Toga Sirait. Jadi karena hal inilah jika seseorang bermarga Sitorus bertemu dengan seseorang bernama Sirait maka si marga Sitorus ini memanggil adik kepada si marga Sirait. Begitu juga sebaliknya si marga Sirait memanggil abang/kakak kepada si marga Sitorus.

Semua marga Batak memiliki keterikatan satu sama lain karena semuanya adalah keturunan Si Raja Batak dan Tarombo inilah yang menjelaskan dari manakah orang Batak beserta marga-marganya berasal. Generasi muda Batak tentu harus memahami Tarombo agar mereka mengetahui darimanakah mereka berasal dan marga mereka itu marga dari keturunan siapa dan marga-marga mana saja yang masih bersaudara dengan marga mereka. Seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa nenek moyang bangsa Batak adalah Si Raja Batak. Si Raja Batak memiliki dua anak yaitu Guru Tatea Bulan dan Raja Isombaon. Guru Tatea Bulan memiliki lima anak laki-laki yaitu Raja Biakbiak, Tuan Sariburaja, LImbongmulana, Sagalaraja, dan Silauraja dan Raja Isombaon memiliki tiga anak laki-laki yaitu Tuan Sorimangaraja, Raja Asiasi, dan Sangkar Somalidang. Nama-nama inilah adalah nama-nama dari leluhur yang dipercaya sebagai leluhur dari bangsa Batak. Lalu dari keturunan mereka inilah lahirlah marga-marga Batak yang begitu banyak dan beragam.

Sebagai contoh lagi yaitu asal usul dari marga penulis artikel ini yaitu marga Nainggolan. Marga Nainggolan adalah keturunan dari Raja Toga Nainggolan yang di mana Raja Toga Nainggolan adalah cucu dari Tuan Sariburaja, cucu Si Raja Batak. Lebih lengkapnya seperti ini, Tuan Sariburaja memiliki tiga anak laki-laki yaitu Raja Lontung, Raja Borbor, dan Raja Galeman. Raja Lontung memiliki tujuh anak yang mana ketujuh anaknya ini adalah leluhur dari tujuh marga besar yaitu Toga Sinaga (Marga Sinaga), Tuan Situmorang (Marga Situmorang), Toga Pandiangan (Marga Pandiangan), Toga Nainggolan (Marga Nainggolan), Toga Simatupang (Marga Simatupang), Toga Aritonang (Marga Aritonang), dan Toga Siregar (Marga Siregar). Jadi jika penulis bertemu dengan orang-orang yang bermarga dari ketujuh marga ini termasuk marga si penulis sendiri yaitu marga Nainggolan, penulis sudah menganggap orang-orang tersebut sebagai saudara atau adik/kakaknya. Ketujuh marga ini masuk dalam horong atau golongan Lontung karena marga-marga ini adalah keturunan dari Raja Lontung. Masih banyak horong-horong marga lain dalam suku Batak seperti Borbor, Naimarata, Parna (Nai Ambaton), Nai Rasaon, Tuan Sihubil, Tuan Somanimbil, Tuan Dibangarna, Sonakmalela, Sipaettua, Silahisabungan, Rajaoloan, Guru Mangaloksa, Naipospos, dll. 

Generasi muda Batak seharusnya dituntut dan mau untuk memahami mengenai Tarombo agar mereka mengetahui yang mana saudara mereka dan apa panggilan adat yang digunakan untuk memanggil orang-orang tersebut. Tarombo bisa dipelajari dari sumber-sumber tertulis seperti buku-buku Tarombo yang telah tersusun sedemikian rupa dengan lengkap atau bahkan dari sumber-sumber internet seperti blog dan artikel yang menjelaskan tentang marga atau horong tertentu dan juga sumber lisan yaitu dari orangtua, saudara, atau orang-orang Batak lain yang memahami Tarombo dari marga atau horong yang ingin diketahui. Biasanya setiap keluarga Batak memiliki Tarombo pegangan masing-masing yang disusun dari garis keturunan leluhur marga mereka sampai kepada keluarga mereka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun