Mohon tunggu...
Davin Liem
Davin Liem Mohon Tunggu... Pelajar

Menulis adalah cara berteriak paling senyap

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kurikulum Merdeka : Merdeka Belajar, Tapi Bingung Arah

16 April 2025   10:10 Diperbarui: 16 April 2025   10:40 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://id.pinterest.com/pin/623044929693416676/

Kurikulum Merdeka: Merdeka Belajar, Tapi Bingung Arah

Selamat datang di era Kurikulum Merdeka! Sebuah kurikulum revolusioner yang menjanjikan kebebasan belajar bagi siswa, guru, bahkan (konon) sekolah. Di bawah panji "merdeka", semua bebas---bebas kebingungan, bebas tanpa pedoman jelas, dan tentu saja, bebas dibiarkan berjuang sendiri.

MERDEKA GURU : BELAJAR SENDIRI, MENAFSIR SENDIRI

Para guru sekarang bebas mengembangkan kurikulum sesuai karakteristik murid dan daerah masing-masing. Sayangnya, kebebasan ini sering kali disertai dengan kebingungan. Pedoman? Terbatas. Pelatihan? Sekilas. Evaluasi? Masih mencari bentuk. Guru menjadi filsuf dadakan, menafsir kompetensi, merancang asesmen, sambil tetap dikejar administrasi.

Siapa bilang jadi guru itu mudah? Di Kurikulum Merdeka, guru bukan hanya pendidik, tapi juga kurator konten, ahli psikologi, manajer proyek, dan sesekali stand-up comedian untuk menjaga kelas tetap hidup.

MERDEKA SISWA : PROYEK-PROYEK YANG TAK TERLUPAKAN

Siswa kini tidak lagi "disuruh belajar", tapi "didorong bereksplorasi". Melalui proyek-proyek penguatan profil pelajar Pancasila, anak-anak Indonesia kini bisa belajar demokrasi lewat membuat kolase, mengenal lingkungan dengan menanam satu pohon, dan memahami budaya lewat membuat vlog TikTok bertema "gotong royong".

Tentu saja semua itu sangat relevan untuk masa depan dunia kerja dan persaingan global, bukan?

MERDEKA SEKOLAH : SILAKAN ATUR SENDIRI

Sekolah diberikan keleluasaan untuk mengatur implementasi kurikulum. Sayangnya, sekolah di kota dengan fasilitas lengkap dan sekolah di pedalaman yang masih mengandalkan papan tulis satu-satunya tetap dianggap memiliki "kebebasan" yang sama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun