Penyalahgunaan kekuasaan merupakan hal yang sudah lazim terdengar ditelinga kita sampai sekarang. Bahkan sekitar kasus KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme) merupakan salah satu dari penyalahgunaan kekuasaan yang sering terjadi.Â
Dimana kekuasaan yang dipercayakan kepada seseorang digunakan dengan semena-mena dan merugikan orang lain. Penyalahgunaan kekuasaan juga bisa menjadi akar dari sebuah masalah perdamaian dikarenakan ketidakadilan yang diterima oleh masyarakat. Seperti kasus korupsi Putu Sudiartana, anggot komisi III DPR yang menjadi tersangka menjadi penerima suap proyek pembangunan 12 ruas jalan di Sumatera Barat, lalu Wakil Walikota Tianjin Korupsi berupa Suap tambang, dijatuhin Hukuman Mati oleh Pengadilan Tinggi Parlemen Komunis Tiongkok dan masih banyak lagi.
Jika diperhatikan, kasus korupsi ini dilakukan kebanyakan oleh pejabat tinggi yang menggunakan harta yang dipercayakan kepada mereka untuk rakyat digunakan untuk kepentingan diri sendiri. Kasus penyalahgunaan kekuasaan ini bisa dikatakan sebagai kekerasan struktural, yang dimana merugikan masyarakat secara perlahan melalui pemerintahan yang menggunakan kekuasaan dengan semena-mena. Jika hal ini dibiarkan tentunya masyarakat tidak bisa tinggal diam karena hak yang seharusnya menjadi milik mereka dirampas hanya karena ego para pemegang kekuasaan yang haus akan harta dan kekuasaan.
Tentunya hal ini tidak bisa serta-merta dibiarkan begitu saja, karena jika dibiarkan ketidakadilan akan terus menerus terjadi dan membuat krisis menjadi lebih besar dalam segala bidang. Akar permasalahan yang bisa disimpulkan sendiri adalah berasal dari pemegang kekuasaan itu sendiri, dipastikanlah bahwa harus memenuhi kriteria dan dipilih secara adil sesuai akhlak dan juga perilaku.
Nama   : Davina Shafa Amelia
NIM Â Â Â : 07041382227222
Kelas: HI B Palembang
Dosen Pengampu: Nur Aslamiah Supli Biam MS.c
Referensi:
https://youtu.be/Gc6MVMquJdM
