Pancasila dan Dar al-Ahdi Wa al-Syahadah? Sebelum kita mengetahui kaitan antara Pancasila dan Dar al-Ahdi Wa al-Syahadah, mari kita mengenal terlebih dahulu apa itu Pancasila dan Dar al-Ahdi Wa al-Syahadah. Pancasila adalah dasar negara Indonesia. Secara etimologi, Pancasila berasal dari bahasa Sansekerta dan merupakan gabungan dari dua kata, yakni panca 'lima' dan sila 'dasar".Â
Apa kaitanApabila diulik secara bahasa, Pancasila menjadi rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia. Sedangkan, Dar al-Ahdi Wa al-Syahadah secara bahasa berarti negara kesepakatan dan persaksian. Artinya Darul Ahdi juga dapat dimaknai sebagai Darussalam yang berarti negeri yang penuh dengan kedamaian. Sedangkan Pancasila sebagai Wa Syahadah berarti negeri kesaksian dan pembuktian bahwa umat harus berperan aktif dalam pemahaman, penghayatan, dan laku hidup sehari-hari.
Terdapat komitmen Muhammadiyah terhadap Pancasila secara tegas disusun yang dibahas dalam Muktamar Muhammadiyah 47 di Makasar 2015 yang lalu. Keputusan Muktamar yang terdapat dalam Tanfidz Keputusan Muktamar Muhammadiyah ke-47 tersebut menyebutkan secara jelas bahwa Pancasila sebagai Darul Ahdi Wa Syahadah.Â
Dalam arti luas, Pancasila sebagai Darul Ahdi Wa Syahadah bermakna bahwa setiap kelompok harus berlomba-lomba meraih kemajuan dan keunggulan berdasarkan etika sportifitas. Konsep Darul Ahdi Wa Syahadah ini sesungguhnya menegaskan komitmen keislaman dan keindonesiaan yang dipahami Muhammadiyah. Menurut Sekretaris PP Muhammadiyah Abdul Mu'ti Pancasila sebagai Darul Al-Ahdi Wa al-Syahadah berasal dari tiga latar belakang utama,yaitu:
Terdapat masyarakat muslim yang masih mempersoalkan relasi antara Islam dengan negara yang berdasarkan Pancasila
Terdapat realitas bahwa bangsa ini secara ideologis belum merumuskan dengan sangat eksplisit dan membuat satu penjelasan akademik mengenai negara Pancasila
Terdapat ancaman dari kelompok Islam yang dianggap sebagai ancaman terhadap negara Pancasila
Muhammadiyah berhasil menemukan titik tengah antara keislaman dan kehidupan berbangsa berdasarkan konsep Pancasila sebagai Darul al-Ahdi Wa al-Syahadah. Muhammadiyah sadar, jika agama Islam harus menjadi ruh spiritual dalam kehidupan bernegara. Namun juga tidak menafikkan jika dalam berbangsa Indonesia juga mendapati sebuah kenyataan "Bhineka Tunggal Ika". Dengan adanya pemahaman ini, Muhammadiyah berhasil membangun watak anak indonesia sebagai seorang muslim sekaligus sebagai penduduk tanah air.