Mohon tunggu...
Davina Kesyova
Davina Kesyova Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Memasak

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Pentingnya Edukasi Gizi Mengenai Anemia pada Remaja

5 September 2024   16:37 Diperbarui: 5 September 2024   16:40 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Anemia adalah kondisi dimana jumlah sel darah merah atau konsentrasi hemoglobin (Hb) lebih rendah dari yang seharusnya. Anemia adalah masalah kesehatan yang cukup umum terjadi di Indonesia terutama pada remaja wanita, dikutip dari Riskesdas pada tahun 2018 32% remaja Indonesia berusia 15-24 tahun menderita anemia data ini berarti menunjukkan bahwa ada sekitar 7,5 juta remaja Indonesia yang terkena anemia. Dan angka prevalensi anemia pada remaja wanita adalah 26,50%. Maka dari itu sangat dibutuhkan edukasi terutama dari gizi mengenai anemia pada remaja.

  Beberapa penyebab anemia pada remaja, yang pertama adalah kekurangan zat besi, zat besi adalah jenis mineral yang digunakan oleh tubuh untuk pembentukan hemoglobin di dalam sel darah merah. Zat besi tidak bisa diproduksi sendiri oleh tubuh, sehingga seseorang perlu mengonsumsi makanan yang mengandung zat besi seperti daging merah, sayuran hijau, seafood, kacang kacangan, susu dan beberapa jenis buah yang mengandung zat besi seperti stroberi, kurma, jeruk, semangka dan buah naga, yang kedua menstruasi berat atau menstruasi dalam jangka waktu yang panjang sehingga hal ini bisa menyebabkan banyaknya darah yang dikeluarkan saat terjadi menstruasi tersebut, dan akan membuat kita merasakan gejala gejala anemia seperti sakit kepala, pusing, cepat lelah dan pucat. Serta kurangnya kesadaran untuk mengonsumsi tablet tambah darah juga menjadi salah satu penyebab anemia.

Tetapi sangat disayangkan remaja sekarang lebih banyak memilih untuk mengonsumsi makanan junk food yang bisa menyebabkan mereka terkena anemia dibandingkan mengonsumsi makanan yang mengandung banyak zat besi. Bahkan dalam sebuah penelitian oleh Mahasiswa Universitas Hasanuddin tahun 2022 menemukan sekitar 91,17% orang yang anemia lebih memilih junk food, dan 74,41% orang yang terbiasa makan junk food setiap hari juga mengalami anemia.

 Dampak anemia pada remaja dapat memicu gangguan pertumbuhan dan perkembangan, meningkatkan kerentanan terhadap keracunan, konsentrasi berkurang, kelelahan dan lemas, kulit pucat, penurunan kinerja akademis, sesak napas dan defisiensi imun sehingga dapat mengganggu aktivitas mereka sehari hari. 

Oleh karena itu sangat dibutuhkan edukasi gizi mengenai anemia pada remaja, edukasi gizi ini dapat dilakukan dengan cara menyampaikan informasi tentang cara mencegah dan mengobati anemia, pola makan bergizi seimbang, pembagian dan konsumsi tablet tambah darah, melakukan aktivitas fisik yang teratur, minum air putih minimal 8 gelas setiap hari dan games kartu milenial juga dapat menjadi media edukasi gizi mengenai anemia. Selain itu penting juga untuk mendorong mereka melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin untuk mendeteksi anemia sedini mungkin, sehingga penanganan dapat dilakukan dengan segera dan mencegah dampak jangka panjang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun