Mohon tunggu...
Davina Ardeliya
Davina Ardeliya Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - mahasiswa

Mahasiswi Budi Luhur

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pendapat Filsuf dan Keterkaitannya Dengan Keiminologi

11 Mei 2024   18:34 Diperbarui: 11 Mei 2024   18:36 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Filsafat sebagai akar atau landasan dari segala ilmu di muka bumi ini. Filsafat memperkenalkan. konsep-konsep dasar yang kemudian menjadi landasan bagi disiplin ilmiah lainnya. Dengan mempertanyakan hakikat eksistensi, nilai, dan pengetahuan, filsafat memberikan kerangka pemikiran yang mendalam bagi pengembangan ilmu pengetahuan. 

Sebagai ibu dari segala ilmu, filsafat tidak hanya memberikan pertanyaan-pertanyaan mendasar, tetapi juga mendorong manusia untuk memahami alasan di balik fenomena-fenomena yang diamati, menjadikannya fondasi yang penting bagi perkembangan pengetahuan dan pemikiran manusia. Secara istilah filsafat berasal dari dua kata dalam bahasa Yunani kuno, yaitu philein atau philos yang berarti cinta atau sahabat, dan sophia atau sophos yang berarti kebijaksanaan.

1. Pandangan Filsuf yang dianggap Patriarki

Aristoteles berpendapat bahwa laki-laki seharusnya mengontrol perempuan karena laki-laki memiliki kecerdasan yang superior. Hal ini, menurut Aristoteles, akan menguntungkan perempuan karena perempuan bergantung pada laki-laki.

Aristoteles menyamakan hubungan laki-laki dan perempuan dengan hubungan antara hewan dan manusia. Menurutnya, manusia berhak untuk memerintah hewan sebagaimana laki-laki berhak memerintah perempuan karena sifat dasar perempuan yang lebih rendah daripada laki- laki. Pemikiran ini salah satunya ia tuangkan dalam bukunya yang berjudul Politics (1254), di mana ia banyak menyinggung peran perempuan dalam ranah publik dan privat.

Pandangan ini cenderung menghasilkan perlakuan yang tidak adil dan ketidaksetaraan antara pria dan wanita dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam bidang pekerjaan, pendidikan, dan kehidupan sosial. Patriarki sering kali mempersempit peran dan ekspektasi yang diharapkan dari pria dan wanita, membatasi kebebasan individu untuk mengembangkan potensi mereka sesuai keinginan dan minat masing-masing. Dalam pandangan feminisme radikal, kejahatan dianggap sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari budaya patriarki, budaya di mana laki-laki dianggap lebih superior daripada perempuan yang sering kali dianggap sebagai pihak yang lebih rendah.

Tak jarang perempuan dan juga anak dalam rumah dianggap sebagai properti bagi laki-laki. Berbagai kasus Kekerasan Dalam Rumah Tangga sering kali berakar pada pandangan patriarki, yang bahkan mempengaruhi penyelesaian kasus kekerasan tersebut. Budaya patriarki menjustifikasi tindakan kekerasan yang dilakulan oleh laki-laki terhadap perempuan, karena inilah dalam pandangan feminis radikal, kejahatan adalah milik laki-laki bukan perempuan.

Namun pandangan-pandangan patriarki kini perlaham berubah, Perubahan pandangan terhadap patriarki melibatkan pergeseran dari pandangan tradisional yang mendukung hierarki gender menjadi pandangan yang lebih inklusif dan menyadari pentingnya kesetaraan gender dalam semua aspek kehidupan.

<

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun