Oleh : dr. Davie Muhamad, Dr. dr. Diana Sunardi, M.Gizi, Sp.GK (Departemen Ilmu Gizi RSCM-FKUI)
Gastroesophageal reflux disease atau dikenal dengan GERD, adalah suatu penyakit yang ditandai dengan sensasi terbakar atau panas pada bagian dada. Keadaan tersebut diakibatkan karena keluarnya isi/cairan lambung ke esofagus sehingga mengiritasi bagian esofagus. Gejala lain yang dapat ditimbulkan adalah batuk dan suara serak. Selain dengan obat-obatan, perubahan gaya hidup penting untuk mengurangi gejala GERD. Perubahan gaya hidup yang dimaksud adalah membatasi komposisi dalam suatu makanan/minuman dan pola makan sehat.
Membatasi komposisi makanan sangat penting dalam hal ini, yaitu membatasi konsumsi karbohidrat, khususnya karbohidrat/gula sederhana yang dapat mencetuskan sensasi terbakar pada dada. Makanan tinggi lemak juga diduga dapat memperparah gejala GERD. Makanan lainnya seperti makanan asam, coklat, makanan pedas dan minuman seperti kopi, minuman bersoda dan alkohol juga perlu dihindari.
Tidak kalah penting dari membatasi komposisi makanan adalah pola makan. Pola makan memegang peranan penting dalam mengurangi gejala GERD. Menghindari jam makan terlalu malam dan mengurangi ukuran/porsi makan dapat mengurangi gejala GERD. Jam makan terlalu malam mengakibatkan keluarnya isi/cairan lambung ke esofagus dan dapat memunculkan gejala GERD di malam hari. Sebaliknya, bila makan malam lebih cepat maka akan mengurangi kemungkinan keluarnya isi/cairan lambung ke esofagus. Menghindari tidur dalam 3 jam setelah makan malam dapat mengurangi gejala GERD.
Porsi makan yang banyak berkaitan dengan jumlah kalori yang tinggi pula. Tinggi kalori diketahui dapat mencetuskan keluarnya isi/cairan lambung ke esofagus dan menyebabkan iritasi.1 Suatu penelitian yang dilakukan pada 12.000 orang di Korea, menunjukan adanya hubungan yang kuat antara asupan tinggi kalori dengan penyakit GERD. Artinya makan dengan porsi besar atau tinggi kalori perlu dihindari untuk mengurangi gejala GERD.
Sebagai kesimpulan, untuk mengurangi gejala GERD perlu perubahan gaya hidup yang lebih sehat. Perubahan gaya hidup antara lain adalah membatasi makanan atau minuman tertentu yang mengandung karbohidrat/gula sederhana, membatasi makanan tinggi lemak dan makanan/minuman spesifik seperti makanan asam, cokat, makanan pedas, minuman bersoda, kopi dan alkohol. Jam makan terlalu malam dan porsi makan dengan tinggi kalori perlu dihindari untuk mengurangi gejala GERD. Bagi orang-orang yang sering mengalami gejala GERD dan gejala tersebut berulang, selain dengan obat-obatan perlu juga menerapkan pola makan sehat ini. Dalam hal penggunaan obat pereda gejala GERD, perlu konsultasi ke dokter agar obat yang digunakan tepat dan aman.
Referensi
1.     Newberry C, Lynch K. The role of diet in the development and management of gastroesophageal reflux disease: Why we feel the burn. J Thorac Dis. 2019;11:S1594–601.
2.     Fujiwara Y, MacHida A, Watanabe Y, Shiba M, Tominaga K, Watanabe T, et al. Association between dinner-to-bed time and gastro-esophageal reflux disease. Am J Gastroenterol. 2005;100:2633–6.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H