Mohon tunggu...
David YP
David YP Mohon Tunggu... Mahasiswa - -

Mahasiswa S1 Hubungan internasional

Selanjutnya

Tutup

Home

Dari Bumi ke Rumah: Perjalanan Batubara Menuju Listrik

25 Oktober 2023   09:19 Diperbarui: 25 Oktober 2023   09:25 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Home. Sumber ilustrasi: Unsplash

Listrik merupakan sesuatu yang sangat penting bagi manusia, keberadaanya sangat berpengaruh terhadap berbagai aktifitas manusia sehari hari. Listrik juga menjadi salah satu energi ramah lingkungan karena penggunaannya tidak menghasilkan polusi yang dapat mencemari lingkungan.

Tahukah kamu bahwa sebagian besar pembangkit listrik menggunakan batubara sebagai bahan bakarnya. Dikutip dari statistik PLN 2022, pada bulan desember 2022 (PLTU yang sebagian besar menggunakan batubara) menyumbang sekitar 20.418,50 MW atau 29,57% dari total kapasitas keseluruhan 69.039,60 MW (termasuk pembangkit sewa dan IPP)

Batubara memang menjadi bahan bakar penting dalam produksi listrik dunia, namun tahukah kamu bagaimana perjalanan atau transportasi batubara dari tempat pertambangan hingga menjadi bahan bakar pembangkit listrik dan menjadi listrik yang dapat dimanfaatkan sehari hari dirumah kamu?

Transportasi batubara dimulai dari proses tambang untuk mendapatkan batubara yang masih kotor dan dengan ukuran yang masih bervariasi yang disebut juga sebagai batubara ROM (Run OF Mine) yang kemudian dibersihkan terlebih dahulu dan diangkut ke tempat penghancuran atau crusher untuk menghancurkan batubara besar menjadi ukuran yang lebih kecil. Selanjutnya batubara akan dipilah berdasarkan ukuran dan kandungannya yang kemudian dikumpulkan di stockpile atau tempat penyimpanan batubara.

Selanjutnya adalah proses utama bagaimana batubara di distribusikan dari tempat pertambangan ke tempat lainnya untuk dimanfaatkan salah satunya adalah PLTU. Proses tersebut disebut sebagai shipping atau perkapalan. Perkapalan dimulai dari dermaga muat (port of loading) yang biasanya tidak terlalu jauh dari stockpile batubara dan berada dipinggir sungai. Batubara akan dibawa dari stockpile untuk dimuat kedalam  kapal dengan bantuan alat yang ada di dermaga muat. Kapal yang digunakan adalah kapal tongkang  (barge) dan kapal tug (tug boat), tongkang menjadi tempat yang akan menampung batubara sedangkan kapal tug digunakan untuk menarik tongkang di Sungai.

Setelah dimuat ke tongkang, kapal tug akan menarik tongkang untuk mengantarkan batu bara ke pelabuhan bongkar (port of discharge) yang biasanya berada di hilir Sungai. Proses transportasi batubara ini biasanya akan memakan waktu beberapa hari termasuk pengurusan legalitas, seperti pembayaran royalty batu bara atau PNBP (pendapatan negara bukan pajak) dan pengurusan surat surat izin perkapalan agar kapal dapat beroperasi secara legal dan resmi.

Setelah sampai di pelabuhan bongkar, batubara akan dibongkar di dermaga untuk dimuat di kapal yang lebih besar untuk didistribusikan. Kapal yang digunakan untuk mendistribusikan batubara dengan jalur laut disebut juga sebagai mother vessel (MV) yang memiliki ukuran berbagai jenis. Batubara akan dipindahkan menggunakan fasilitas dermaga seperti crane atau alat berat lainnya kedalam palka-palka yang dimiliki mother vessel. Karena ukuran mother vessel yang bervariasi maka waktu yang dibutuhkan untuk memuat batubara kedalam palka mother vessel juga akan bervariasi.

Setelah proses muat di mother vessel telah selesai, dan nahkoda telah mengurus berbagai macam dokumen legalitas, maka kapal siap untuk mendistribusikan batubara ke pembangkit-pembangkit listrik tenaga uap milik PLN di berbagai wilayah ,tergantung kepada kontrak jual beli antara PLN dengan Perusahaan batu bara.

Penjelasan tersebut merupakan proses transportasi batubara dalam bentuk yang sangat sederhana. Bagaimana apakah kamu sudah paham dan mengerti bagaimana batubara yang ada di alam hingga menjadi listrik yang kamu nikmati dirumah. Bagaimana? Bila kamu tertarik untuk mempelajari lebih lanjut tentang hal ini, salah satunya kamu bisa belajar mengenai ilmu perkapalan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Home Selengkapnya
Lihat Home Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun