Mohon tunggu...
David Susilo Nugroho
David Susilo Nugroho Mohon Tunggu... -

im a student at Philosophy and Psychology, Gadjah Mada University

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Kita Dipaksa Menonton Film Hollywood

22 Februari 2011   16:41 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:22 381
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Melihat film-film yang dirilis di tahun 2010 dan awal 2011 dan aditayangkan oleh jaringan bioskop 21 dan XXI, hampir dipastikan film-film itu adalah produksi Hollywood. begitu pula dengan review yang ditampilkan oleh majalah-majalah, tabloid atau media yang lain, sebagian besar menampilkan secara besar-besaran film produksi Hollywood.  Lalu dimanakah film-film produksi negara lain, seperti Prancis, Inggris, China, Jepang, India dengan Bollywoodnya dan belahan bumi yang lain? Apakah mereka tidak cukup pintar untuk membuat film sekelas film produksi Hollywood?

kebetulan saya bekerja pada sebuah penyewaan film di YOgyakarta. setiap bulannya saya melihat film-film lluar negeri yang masuk selalu berlabel Hollywood. Amat jarang film yang dari Eropa atau Amerika Latin. Sementara itu film-film dari Asia, seperti Jepang, Korea, Thailand tidak sebanyak film dari Hollywood.  fenomena ini apakah dapat dikatakan sebagai masa kejayaan Hollywood? apakah ini menunjukkan film HOllywood lebih "bagus", lebih "bermutu" sehingga harus dinikmati oleh semua orang di dunia.

seorang filsuf Prancis, Michael Foucault, menuliskan tentang hegemoni kekuasaan bahwa kekuasaan itu bergerak dan mempunyai struktur. kekuasaan tidak melulu nampak dalam represi, kakunya hukum, dan kekuatan militer. kekuasaan muncul dalam bentuk yang lunak dan menyenangkan. itulah yang dalam pandangan globalisasi disebut sebagai hegemoni kekuasaan. hegemoni kekuasaan tampil dalam hegemoni budaya dimana budaya haruslah mempunyai keseragaman di seluruh dunia.

Hegemoni kekuasaan nampak dalam hegemoni film Hollywood yang menguasai dunia. semua orang di dunia haruslah mengenal dan menonton film HOllywood. seperti halnya orang di seluruh dunia mengenal dan harus menikmati Pizza Hut, McDonnald, Starbuck agar tak dianggap kuno dan katrok, maka orang harus juga menikmati film Hollywood sebagai standar film internasional. maka benarlah yang dikatakan oleh sineas senior Indonesia, Deddy Mizwar, Indonesia digelontori film HOllywood.  dengan media film itu, hegemoni kekuasaan dilancarkan.

Bagaimana dengan film Indonesia?? pertanyaan itu sebenarnya agak menyesakkan untuk dijawab. kita tahu bahwa film di indonesia membuat kita mengelus dada. bagaimana tidak, film  Indonesia selalu bernafaskan horor, mesum dan seks.  Horsum atau horseks adalah andalan kita, yakni horor mesum atau horor seks. jika hanya mengandalkan itu, bagaimana dunia perfilman Indonesia bisa maju.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun