Sedih rasanya mendengar berita di atas, lagi-lagi darah harus tumpah di Papua. Rasa-rasanya tindakan anarkis sangat mudah terjadi di Papua. Berita ini belum jelas sebenarnya tentang kebenaran dan bagaimana proses terjadinya, namun harian lokal maya Papua, yaitu tabloidjubi.com dan suarapapua.com sudah memberitakannya dengan judul yang bombastis “TNI/Polri Tembak Mati Lima Warga Paniai, Puluhan Luka-Luka”.
Berita ini semakin menyebar dan mendunia ketika TV One pun ikut memberitakan beberapa jam yag lalu dengan judul yg tak kalah bombastis “TNI Tembak 4 Warga Paniai Papua”. Dalam acara tersebut TV One mencatut berita dari sumber tabloidjubi.com dan suarapapua.com. TV One juga mewawancarai salah seorang warga Papua yang saya lupa namanya.
Sebenarnya saya sangat menyayangkan kejadian ini, terlebih lagi pemberitaannya. Karena sampai saat ini kejadian ini masih diselidiki oleh pihak Polda Papua dan Kodam Cenderawasih Papua, tetapi beberapa media tersebut langsung membuat judul yang provokatif. Perlu pembaca ketahui, tabloidjubi.com dan suarapapua.com adalah 2 media gurem baru yang berusaha mencari simpati pembaca dengan membuat judul yang bombastis dan sangat sering menyudutkan aparat TNI/Polri dengan berkedok ‘pembela HAM’. Anehnya jg TV One tidak mewawancarai bagian penerangan Polda atau Kodam Papua supaya mendapat info jelas. Karena dengan memberitakan seperti ini justru sangat membuat keruh suasana di lapangan. Berita seperti ini bisa membuat emosi warga di lapangan. Bahkan info yang saya dapat dari saudara saya yang ada disana, sebenarnya yang terjadi justru Pos Polisi dan TNI diserang kerumunan warga. Dan yang menembak beberapa warga tersebut belum jelas pelakunya. Bahkan diduga yang menembak adalah orang-orang tidak bertanggung jawab yaitu OPM yang sering mengkambinghitamkan aparat TNI/Polri. Mengingat Paniai merupakan wilayah yang banyak OPM nya. Dan OPM terkenal sangat suka membuat situasi seperti ini.
Saya berharap semoga situasi di Paniai segera kondusif dan tidak ada korban lagi berjatuhan. Saya berharap juga kepada media agar tidak memperkeruh situasi jika ada suatu konflik atau bentrok karena akan membuat situasi semakin memanas...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H